Sunday, April 17, 2011

Sayur Di Tukar Dengan Tepung Terigu


share on facebook
Font Re-Size
Lu Yan memikul dua buah keranjang sayur, dia berjalan menuju pasar untuk menjual sayurnya, tetapi hari ini hanya beberapa orang saja yang membeli sayurnya. Tiba-tiba pemilik toko tepung yang berada di pasar memanggilnya : "Lu Yan, aku ingin membeli semua sayurmu! Tetapi, saat ini aku tidak punya uang tunai, bagaimana jika aku menukarnya dengan tepung terigu saja?"


"Baiklah, bagaimana perhitungannya?"


"satu keranjang sayur ditukar dengan satu keranjang tepung terigu. Tetapi kamu harus menggunakan keranjang sayurmu untuk mengisi tepung terigunya, selain itu kamu tidak boleh meletakkan alas di bawah keranjang."

Ini jelas-jelas sebuah persoalan yang sulit. Jika tepung terigunya dimasukkan ke dalam keranjang, pasti akan keluar lagi lewat lubang-lubang keranjang. Walaupun demikian, Lu Yan setuju dengan persyaratan si pemilik toko tepung. Lu Yan mengeluarkan sayur yang ada di keranjangnya, kemudian memberikan pada si pemilik toko tepung. Setelah itu, Lu Yan mencuci keranjang bekas sayur itu sampai bersih. Lalu Lu Yan berkata pada si pemilik toko sambil menunjuk keranjang sayurnya yang basah : "Silakan masukkan tepung terigunya ke dalam keranjang ini!"

Si pemilik toko mulai memasukkan tepungnya ke dalam keranjang. Tetapi karena keranjangnya basah, tepungnya dapat menempel pada keranjang,sehingga lubang-lubang pada keranjang tersebut tertutup oleh tepung, dan tepungnya pun tidak tercecer keluar. Lu Yan pun meninggalkan pasar sambil memikul dua keranjang penuh tepung terigu. Si pemilik toko hanya bisa tertegun menatap kepergian Lu Yan yang membawa dua keranjang tepung terigu miliknya. Tadinya dia ingin menipu Lu Yan, tetapi justru dia sendiri yang tertipu oleh kebodohannya sendiri.





sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

1 comments:

M. Ilham said...

wahaha. Lu Yan pinter.

Post a Comment