Saturday, March 26, 2011

Nabi Purba Ru Jiao/Khonghucu (16) - Yi Yin


share on facebook
Yi Yin 伊尹 

Menteri raja Cheng Tang, wali (Bao Heng 保 衡) raja Tai Jia (Tai Zong) cucu baginda Cheng Tang. Beliau bergelar Yuan Sheng 元 聖 (Nabi Besar Sempurna). Riwayatnya dapat kita baca didalam Shu Jing IV: III, 4; IV: IV, V.A., V.B., V.C., VI. Juga tersurat didalam kitab Meng Zi : IIA:2-22,23; IIB:2-8,10; VB:1-5 (Meng Zi menyebut Bo Yi 伯 夷 ialah Nabi Kesucian (Sheng Zhi Qing Zhe 聖 之 清 者), Yi Yin 伊 尹 ialah Nabi Kewajiban (Sheng Zhi Ren Zhe 聖 之 任 者), Liu Xia Hui 柳 下 惠 ialah Nabi Keharmonisan (Sheng Zhi He Zhe 聖 之 和 者) dan Kongzi 孔 子 ialah Nabi Segala Masa (Sheng Zhi Shi Zhe聖 之 時 者) bahkan dikatakan sebagai Nabi Yang Lengkap, Besar dan Sempurna (Ji Da Cheng 集 大 成) dan musik yang lengkap dengan lonceng dari logam dan lonceng dari batu Kumala (Jin Sheng Yu Zhen 金 聲 玉 振), dst. 

Nasehat Nabi Yi Yin kepada Raja Tai Jia: 

• “Shang Di Tuhan Yang Maha Tinggi itu tidak terus menerus mengaruniakan hal yang sama kepada seseorang; kepada yang berbuat baik akan diturunkan beratus berkah; kepada yang berbuat tidak baik akan diturunkan beratus kesengsaraan. (Wei Shang Di Bu Chang 惟 上 帝 不 常, Zuo Shan Jiang Zhi Bai Xiang 作 善 降 之 百 祥, Zuo Bu Shan Jiang Zhi Bai Yang 作 不 善 降 之 百 殃)” Shu Jing IV: IV, 8.

• “Bersama miliki Kebajikan Yang Esa Murni (Xian You Yi De 咸 有 一 德)”; “Bukan Tuhan memihak kepada kita (Fei Tian Si Wo 非 天 私 我), Tuhan hanya melindungi Kebajikan yang Esa (Wei Tian You Yu Yi De  惟 天 佑 于 一 德)   Shu Jing IV: VI, 4.




Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Nabi Purba Ru Jiao/Khonghucu (16) - Yi Yin

Bukan di Alatnya


share on facebook
Niccolo Paganini adalah salah satu pemain bola terbesar sepanjang jaman. Suatu ketika dia akan melakukan pertunjukkan dan seperti biasa tiket pun sudah terjual habis. Pemusik besar ini melangkah menuju panggung dan disambut gemuruh tepuk tangan penonton. Namun Paganini merasa ada yang salah dengan pertunjukkannya kali ini.

Tiba-tiba ia menyadari bahwa yang ia bawa bukanlah biolanya, melainkan biola orang lain. Paganini merasa sangat kuatir akan hal ini, namun ia tidak punya pilihan lain, kecuali melanjutkan konsernya.

Dan hari itu menjadi salah satu pertunjukkannya yang terbesar.

Setelah konser, Paganini berbicara dengan rekan musisinya, "Hari ini aku memperoleh pelajaran terbesar dalam karir musikku. Sebelum konser musik hari ini, aku menyangka bahwa musik berasal dari biolaku, tapi hari ini aku memahami bahwa musik itu bersumber dari diriku sendiri."




Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Bukan di Alatnya

Sayap yang Kerdil


share on facebook
Ini adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya.

Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.

Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.

Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang rendah?”

Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”

Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan. Kita memiliki kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita, jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat.




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Sayap yang Kerdil

Buah Kejujuran


share on facebook
Pada suatu hari ada seorang penebang kayu yang sedang menebangi cabang sebuah pohon yang melintang di atas sungai. Tiba-tiba kapaknya terjatuh ke sungai itu. Ketika ia mulai menangis, Raja menampakkan diri dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Si penebang kayu menjawab bahwa kapaknya telah terjatuh ke dalam sungai.

Segera Raja masuk ke dalam air dan muncul dengan sebuah kapak emas.

“Inikah kapakmu?” Raja bertanya.

“Bukan,” si penebang kayu menjawab.

Raja masuk kembali ke air dan muncul dengan kapak perak. “Inikah kapakmu?” Raja bertanya lagi.

“Bukan,” si penebang kayu menjawab.

Sekali lagi Raja masuk ke air dan muncul dengan kapak besi. “Inikah kapakmu?” Raja bertanya.

“Ya!” jawab si penebang kayu.

Raja sangat senang dengan kejujurannya dan memberikan ketiga kapak itu kepadanya. Si penebang kayu pulang ke rumahnya dengan hati bahagia.

Beberapa waktu kemudian, si penebang kayu berjalan-jalan di sepanjang sungai dengan istrinya. Tiba-tiba sang istri terjatuh ke dalam sungai. Ketika ia mulai menangis, Raja menampakkan diri dan bertanya, “Mengapa kamu menangis?”


Si penebang kayu menjawab bahwa istrinya telah terjatuh ke dalam sungai. Segera Raja masuk ke dalam air dan muncul dengan Cleopatra. “Inikah istrimu?” Raja bertanya.

“Ya!” si penebang kayu menjawab, cepat.

Mendengar itu, Raja menjadi sangat marah. “Kamu berbuat curang! Aku akan mengutukmu!” tegur Raja.

Si penebang kayu segera menjawab, “Maafkan saya, ya Raja. Ini hanya kesalahpahaman belaka. Kalau saya berkata ‘Bukan’ pada Clopatra, Engkau pasti akan muncul kembali dengan Ratu Interniti. Kalau saya juga berkata ‘Bukan’ kepadanya, pada akhirnya Engkau pasti akan muncul dengan istri saya, dan saya akan berkata ‘Ya’. Kemudian Engkau pasti akan memberikan ketiganya kepada saya.

“Raja, saya adalah orang miskin. Saya tidak akan mampu menghidupi mereka bertiga. Itu sebabnya saya menjawab ‘Ya’.”

Hmm… Kejujuran, kapan pun memang selalu membawa kisah manis.




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Buah Kejujuran

Wednesday, March 23, 2011

Asal Usul Bakpao


share on facebook
Bakpao (Hanzi: 肉包, hanyu pinyin: roubao) merupakan makanan tradisional Tionghoa. Dikenal sebagai bakpao di Indonesia karena diserap dari bahasa Hokkian yang dituturkan mayoritas orang Tionghoa di Indonesia.

Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang berisi daging. Baozi sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging ayam, sayur-sayuran, serikaya manis, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau,dan sebagainya, sesuai selera. Bakpao yang berisi daging ayam dinamakan kehpao.

Kulit bakpao dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberikan isian, lalu dikukus sampai mengembang dan matang. Pao itu berati “bungkusan”, Bakpao berarti “Bungkusan-bak” , bak itu artinya daging.

Untuk membedakan bakpao tanpa daging (vegetarian) dari bakpao berdaging biasanya di atas bakpao diberi titikan warna.

Sejarah Bakpao sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik sepanjang masa, Sānguó Yǎnyì. Zhuge Liang (181 - 234) adalah salah satu ahli strategis terbaik China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan penemu legendaris bakpao.

Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi pemberontakan besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri Tiongkok saat itu, Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk menumpas pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan ‘The Southern Campaign’ - Suku selatan itu disebut juga ‘Nanman’ atau ‘orang barbar dari selatan’. Raja di daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.

Tak lama setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah mengalahkan Meng Huo 7 kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat pembebasan ketujuhnya Meng Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan memberontak lagi kepada Shu Guo (saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena Tiongkok masih terpecah menjadi tiga negara: Shu, Wu, Wei).

Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu ditentang oleh jenderal-jenderalnya: “ Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika dia memberontak lagi? ”, Liang dengan tenang menjawab: “ Aku dengan mudah dapat menangkapnya kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang mengalahkan hatinya ”

Zhuge Liang tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh, akan ada pengganti Meng Huo lainnya dan memberontak ke Shu, karena itu dia pikir lebih baik membuat pemimpin daerah selatan yang berpengaruh ini berpihak kepadanya dan Meng Huo bisa memimpin daerah selatan untuk setia kepada Shu.

Pada peperangan yang terakhir, yang ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi pegunungan. Dilembah itu Liang menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika melihat kereta itu, Meng Huo langsung tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke lembah itu.

Setelah pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu, ternyata kereta itu tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja pasukan Shu yang sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang penuh bubuk mesiu itu dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah itu, dan dalam sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir semua pasukan Meng Huo.

Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali: “Jasaku sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara.” Setelah kejadian ini, Meng Huo kembali ditangkap pasukan Liang.

Ketika Liang menemui Meng Huo, ia langsung melepaskan ikatan tali Meng Huo dan berkata: “ Silahkan anda pergi lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda untuk bertarung kembali ”. Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: “ Tujuh kali tertangkap, tujuh kali juga dibebaskan! Kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah dan tidak akan terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih punya upacara keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu! ” Setelah kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.

Ketika dalam perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge Liang harus melewati sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja ada gelombang besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang kemudian meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng Huo berkata: “Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai ”

Karena Liang tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue yang menyerupai kepala manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut bakpao (baozi).





sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Asal Usul Bakpao

Nabi Purba Ru Jiao/Khonghucu (15) - Nabi Baginda Cheng Tang


share on facebook
Nabi Baginda Cheng Tang 成 湯

Pendiri dinasti Shang dan memerintah pada 1783 s.M – 1753 s.M. Sheng Wang. Beliau bernama Lü 履 alias Tian Yi   天 乙 , beliau adalah rajamuda di negeri Bo 亳. Karena perilaku Xia Jie 夏 桀 raja terakhir dinasti Xia, ingkar dari Jalan Suci (Wu Dao 無 道) maka dengan dibantu Nabi Yi Yin 伊 尹 menumbangkannya dan menghukum buang Xia Jie di Nan Chao 南巢 kemudian membangun dinasti Shang 商 (1766 s.M. – 1122 s.M.); Di dalam Catatan Tahunan Kitab Bilah Bambu (Zhu Shu Ji Nian 竹 書 紀 年) tercatat setelah Xia Jie dihukum buang di Nan Chao 1766 s.M., tahun berikutnya terjadi bencana kering berturut-turut sampai tahun 1760 s.M. baru berakhir setelah Baginda Cheng Tang melakukan Sembahyang dan berdoa di Sang Lin 桑 林 (Hutan Pohon Besaran) barulah turun hujan. Pada tahun 1759 s.M. Baginda Cheng Tang menciptakan lagu syukur Da Hu 大 濩 (baca Shu Jing IV-III; Meng Zi IA:2; IB:3,8,11; IIA:1,3; IIB:2,12; IIIB:5; IVA:9; IVB:20; VA:6,7; VIB:2,6; VIIA:30; VIIB:4,33,38)]

Di dalam maklumatnya antara lain tersurat Jalan Suci Thian Tuhan Yang Maha Esa memberkati kebaikan dan menghukum kemaksiatan. (Tian Dao Fu Shan Huo Yin天 道 福 善 禍 淫)    (baca Shu Jing IV-III/II.3)

Di dalam kitab Da Xue juga tercatat Beliau senantiasa mengingatkan diri dengan mengukir pada tempayan cuci mukanya, kalimat ‘Bila Suatu Hari Dapat Membaharui Diri, Perbaharui Terus Tiap Hari dan Jagalah agar Baharu Selama-lamanya’. (Gou Ri Xin, Ri Ri Xin, You Ri Xin 苟 日 新 ,  日 日 新 ,  又 日 新)





Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Nabi Purba Ru Jiao/Khonghucu (15) - Nabi Baginda Cheng Tang

Tuesday, March 22, 2011

Kebajikan Bambu


share on facebook
Kalau kita perhatikan lukisan oriental, banyak yang mengambil tanaman bambu sebagai objek. Tentu kita bertanya-tanya, "Mengapa bambu?" Apanya yang menarik atau unik dari tanaman ini? Padahal kalau mau jujur, dari segi keindahan masih banyak tanaman atau objek lain yang jauh lebih menarik. Mengapa harus bambu? 
   
Ternyata bukan soal keindahan atau keunikan belaka yang menjadi dasar pertimbangan. Di dalam tanaman bambu terkandung simbolisasi nilai-nilai luhur yang diajarkan Para Bijak zaman dahulu, terutama oleh Sheng Ren Kong Zi atau Nabi Khonghucu. Nilai-nilai luhur itu kemudian diejawantahkan dalam lukisan bambu, yang biasanya diperkaya dengan seuntai puisi atau syair yang indah dan penuh makna. 
    
Nilai pertama adalah tentang Xiao, Hauw atau Laku Bakti. Seseorang yang tidak memiliki Xiao, dianggap orang yang tidak berbudi, tidak tahu terima kasih, seperti kacang lupa kulitnya. Pada zaman dahulu, kalau seseorang dikatakan Bu Xiao, Put Hauw, atau tidak berbakti, itu merupakan sebuah bentuk hukuman moral yang paling tinggi, paling berat. Bila seseorang dianggap Bu Xiao, bisa jadi orang yang bersangkutan akan terasing hidupnya, dicibir atau bahkan dijauhi oleh lingkungannya. 

Yang dimaksud dengan Xiao adalah Laku Bakti dalam arti luas. Mulai dari berbakti kepada orangtua, guru atau yang dituakan, keluarga, masyarakat, bangsa, negara sampai pada kemanusiaan. Meski demikian tidak jarang perilaku Laku Bakti ini direduksi seolah-olah hanya untuk orang tua atau untuk hal tertentu saja. Padahal bertanggung jawab atas kesehatan dan kebaikan diri sendiri juga merupakan salah satu wujud dari Xiao atau Laku Bakti. 
   
Kalau kita lihat tanaman bambu, pada saat ia bertumbuh besar, secara hampir bersamaan ia juga beranak-pinak dengan cara bertunas. Artinya bambu melakukan dua hal penting sekaligus, yaitu: merawat diri dan berkembang biak. Keduanya merupakan lambang Xiao atau Laku Bakti, menjaga warisan orangtua dan melanjutkannya sepenuh hati.
   
Mengapa bambu yang relatif jauh lebih kecil ketimbang pepohonan lain bisa lebih lentur dan liat? Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya ruang kosong di dalam batang bambu. Ruang ini disamping bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi atau nada, juga melambangkan sifat kosong atau rendah hati (Di). Karena ada kerendahan hati, merasa diri masih kurang, maka seseorang bisa berniat atau berkeinginan untuk belajar. Kalau tidak kosong, maka tidak ada ruang untuk menerima pendapat orang lain alias sombong. 

Nilai Di atau kerendahan hati ini perlu dikembangkan terus-menerus. Hanya orang rendah hati saja yang selalu merasa kurang pandai. Dengan sifat ini ia akan terus merasa terpacu untuk belajar, yang pada akhirnya akan membuatnya semakin bertambah pengetahuan. Sikap rendah hati juga akan membuat orang lain sulit mengukur kekuatan dan kelemahan kita. Dengan demikian nilai tawar kita akan semakin tinggi karena sulit untuk diperkirakan tinggi rendahnya.  
   
Sifat bambu ketiga adalah lurus. Hampir tidak pernah dijumpai ada bambu yang tidak lurus atau bercabang. Sifat ini melambangkan Zhong atau kesatyaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Namun yang sesungguhnya, Zhong bukanlah sekadar satya belaka, namun juga melukiskan keseimbangan atau Tepat Tengah. Dengan demikian, seseorang yang sudah sampai pada tahapan Zhong, sudah lepas dari subjektivitas diri yang berlebihan. Dengan menghayati sikap Zhong, orang akan tahu kapan harus berjalan maju, berhenti atau bahkan kapan harus berjalan mundur, sehingga ia akan mencapai tempat atau cita-cita yang tepat, pas dan tidak berlebihan. 
   
Kalau kita melihat rerumpun bambu yang rimbun, maka bisa kita melihat bahwa bambu-bambu tersebut banyak yang condong ke berbagai arah. Ada yang condong ke depan, ke belakang, ke kapan atau ke kiri. Namun meski berbeda-beda arah, rerumpunan bambu tetap merupakan satu kesatuan utuh, karena mempunyai jalinan akar yang menyatu, tersambung satu sama lain. Ini mengibaratkan perilaku seorang Junzi (beriman, terpelajar dan berbudi luhur), yang meski berbeda-beda, namun tetap bisa rukun. Sementara Xiao Ren (orang rendah budi), meski sama tidak bisa rukun. 
   
Makna lebih jauh yang bisa dipetik adalah sikap Dapat Dipercaya atau Xin. Meski berbeda pandangan, kalau sudah menyangkut hal mendasar, maka perbedaan akan luruh dikalahkan kepentingan yang lebih besar. Dalam kalimat yang berbeda, kebenaran yang lebih kecil, haruslah bisa mengalah pada Kebenaran Besar atau kepentingan bersama. Di sini kebenaran kecil dilambangkan dengan arah bambu yang berlawanan, sedang Kebenaran Besar dilambangkan dengan saling menyatunya jalinan akar satu bambu dengan lainnya.
   
Ciri khas bambu yang kelima adalah beruas-ruas alias berbuku-buku pada batangnya. Ini melambangkan perlu adanya tahapan, tatanan atau aturan. Dalam bahasa yang lebih agamis filosofis bisa diartikan sebagai kesusilaan atau kesantunan sosial. Dengan demikian ciri khas bambu kelima ini bisa melambangkan nilai-nilai kesusilaan, tata susila atau Li. Selain bisa melambangnya makna Li, ruas bambu juga melambangkan arti pentingnya sebuah proses. Ini untuk mengingatkan kita semua yang sering tidak sabar melalui proses demi proses, tahapan demi tahapan.  

Nilai luhur keenam adalah Yi atau kebenaran. Simbolnya ialah akar bambu yang menghujam lurus masuk ke dalam tanah. Ini berarti semua tindakan kita haruslah mempunyai dasar pijakan yang tepat. Dengan demikian bisa dipertanggungjawabkan secara kuat.

Akar yang kuat, lurus dan menghujam dalam jauh ke bawah permukaan bumi inilah yang membuat tanaman bambu kokoh dan tidak mudah tumbang. Demikian pula seharusnya setiap tindakan kita.
   
Bila dilandasi oleh nilai kebenaran, maka setiap langkah atau tindakan yang kita ambil akan lebih pasti, mantap, tugas dan tidak gamang.
   
Nilai moral ketujuh adalah Lian, Suci Hati, Tulus Hati atau Ketulusan, yang dilambangkan dengan jalinan akar bambu. Dengan adanya sifat ini maka setiap orang akan dibuka mata hatinya untuk saling menyapa, menolong dan membantu, seperti halnya bambu yang kelebihan makanan karena tumbuh di tempat yang lebih subur menolong bambu yang kekurangan makanan karena tumbuh di tempat yang kurang subur melalui transfer makanan lewat jaringan akarnya. 

Salah satu sifat manusia yang membedakannya dengan binatang adalah Tahu Malu atau Che. Dengan demikian manusia yang kehilangan rasa Tahu Malunya bisa diartikan sudah kehilangan pula rasa kemanusiaannya. Tahu Malu yang dimaksud di sini tidak saja menyangkut hal yang terkait dengan kesopanan, moralitas dan kesusilaan, namun juga menyangkut kemampuan diri memberikan makna dan kontribusi bagi keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan. 
   
Sebagai simbol Che adalah kemampuan bambu menyumbangkan semua bagian dirinya untuk kehidupan. Tunas muda yang disebut rebung dapat diolah menjadi makanan lezat seperti lumpia. Bambu berbagai ukuran bisa digunakan sebagai bahan: seruling, bambu runcing, angklung, calung, rakit, sampai bahan bangunan. Bahkan daunnya pun dapat digunakan sebagai bungkus bacang, jajanan khusus yang terbuat dari ketan. Dengan simbol ini setiap orang dituntut terus belajar agar mempunyai multi talenta seperti bambu. Dengan demikian kehadirannya menambah, sedang ketidakhadirannya akan mengurangi.
   
Memahami paparan di atas, dapatlah dimengerti mengapa lukisan oriental banyak menampilkan bambu sebagai objek. Menjadi jelas bukan karena keindahannya saja, tapi karena ciri tanaman bambu bisa dijadikan simbol nilai-nilai luhur Xiao, Di, Zhong, Xin, Li, Yi, Lian, Che atau Laku Bakti, Rendah Hati, Satya, Dapat Dipercaya, Susila, Benar atau Bajik, Tulus atau Suci Hati, dan Tahu Malu. Kedelapan nilai-nilai itu dikenal sebagai Ba De atau Delapan Kebajikan yang merupakan salah satu mutiara ajaran agama Khonghucu.




sumber : Bertambah Bijak Setiap Hari oleh Ws. Budi Santoso Tanuwibowo

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Kebajikan Bambu

Monday, March 21, 2011

Soal Korupsi, Bangsa Ini Memerlukan Zhu


share on facebook
Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. Delapan orang pacarnya yang dibiayai dalam kehidupan mewah– mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 tahun. Tidak ada yang bisa membantunya.

Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998 hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran. Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1998, Zhu dengan lantang mengatakan, ”Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang sama.”

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara.

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan. Selama empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar.

Agaknya Zhu Rongji paham betul pepatah Cina: Bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera. Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300 milyar dolar AS.

Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi, karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.

Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonesia…
Pengangguran terus bertambah, anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi pelacur di kota, lulusan SMU menjadi pengamen, anak-anak SD yang malu tidak dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. Ratusan ribu orang tumpah ke kota-kota karena di desa tidak ada harapan. Ratusan ribu orang menjadi tenaga kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya. Mereka adalah korban.

Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas air, hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk bekerja, hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan.

Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu?
Pemerintah bukan penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga mengambil uang dari orang-orang miskin. Bangsa ini memerlukan orang seperti Zhu Rongji, bukan pesolek.

Sebab, inilah keadaan utama Indonesia:
Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia, maka yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor!




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Soal Korupsi, Bangsa Ini Memerlukan Zhu

Sunday, March 20, 2011

Sumo Tikus


share on facebook
Dahulu kala ada hiduplah sepasang kakek dan nenek yang miskin. Pada suatu hari, ketika kakek sedang dalam perjalanan pulang dari mencari kayu bakar di atas bukit, terdengarlah suara dari balik semak-semak, "Ayo..ayo maju". Karena penasaran, kakek mendekati semak-semak itu dan mencoba mengintip apa sebenarnya yang sedang terjadi. Ternyata dibalik semak-semak tersebut terdapat dua ekor tikus yang sedang bertanding sumo. Seekor tikus besar yang berasal dari rumah saudagar kaya di desanya dan seekor tikus kecil yang berasal dari rumahnya. 
    
"Ayo maju" kata tikus besar yang kemudian meraih kedua lengan tikus kecil, mengangkatnya lalu membantingnya ke tanah. "Gedebug!" Beberapa kali badan tikus yang berbadan kecil itu terbanting ke tanah. Berapa pun ia melawan karena badan lawannya lebih besar maka ia pun tidak pernah menang dalam pertandingan itu. Akhirnya kedua tikus itu pun berpisah, dan besok berjanji akan kembali bertanding lagi.

"Kasihan, tikus itu. Karena dirumah tidak banyak makanan, maka badannya pun tidak gemuk-gemuk" Kata sang kakek dalam hati. 
   
Sepulangnya ke rumah, kakek menceritakannya kejadian yang baru dilihatnya di atas bukit tadi kepada nenek. "Nenek, mungkin lebih baik kita buatkan kue mochi untuk tikus di rumah kita agar ia menjadi kuat" kata kakek. Segera diambilnya simpanan beras yang tadinya untuk membuat kue mochi2 di tahun baru. Simpanan beras yang tinggal sedikit itu semua dipakai untuk membuat kue mochi. Tidak beberapa lama kemudian, kue mochi pun jadi dan semuanya diberikan kepada tikus di rumahnya. Sang tikus pun dengan penuh sukacita memakan kue buatan nenek itu. 
     
Keesokan harinya, pada waktu yang sama dengan kemarin kakek mencoba mengintip pertandingan sumo dari balik semak-semak. "Ayo maju" teriak Si Tikus gendut. Perlahan-lahan si tikus gendut mendekati si tikus kecil dan mencoba mengangkatnya. Tetapi berapa pun kuat ia mengangkat si tikus kecil, ia tetap tak bisa. Sekarang giliran tikus kecil yang memegang lengan tikus gendut, dan Oops.. tikus gendut pun berhasil dibanting dari arah samping olehnya. "Hah, kenapa hanya dalam waktu semalam kamu menjadi begitu kuat ?" tanya tikus gendut keheranan. 
   
"Kakek dan Nenek membuatkan aku kue mochi jadinya aku bertambah kuat" jawab tikus kecil. "Wah, enak sekali kamu. Kalau begitu boleh dong aku datang ke rumah kamu untuk makan kue mochi bersama" kata tikus gendut dengan nada merayu. 

"Sayang sekali. Tepung beras nenek sudah habis. Jadinya sampai tahun baru pun sepertinya tidak akan bisa makan kue mochi lagi" kata tikus kecil. 
   
 "Aduh, kasihan sekali kamu. Tapi, sebentar, aku tahu tempat penyimpanan tepung beras pembuat kue mochi. Malam ini datanglah ke rumahku" kata tikus gendut. Akhirnya mereka berpisah. Dan malam itu, tikus kecil pergi ke rumah tikus gendut. Mereka akhirnya pergi ke gudang tempat penyimpanan tepung beras milik saudagar kaya di desa itu. Diambilnya satu karung kecil tepung beras dan digotong bersama menuju rumah kakek dan nenek. Esok paginya kakek dan nenek sangat terkejut melihat sekantong tepung beras di dapur mereka. Mereka sangat bersuka cita. Sejak saat itu nenek pun membuatkan kue mochi yang lezat untuk tikus-tikus kesayangannya itu. 

Cerita di atas berjudul asli Nezumi no Sumo (Sumo Tikus) yang berasal dari Yamagata. Kisah persahabatan antara tikus dari rumah orang kaya dan tikus dari rumah orang miskin tersebut memberikan inspirasi bagi kita untuk tidak memandang harta ataupun kekayaan dalam menjalin persahabatan. 




sumber : disini 

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Sumo Tikus

Ti Ying


share on facebook
oleh : Xie Zheng Ming



西汉时代有一个小女孩,非常孝顺她父亲,名叫缇萦。缇萦的爸爸名叫淳于,是个有名的医生。淳于的医术高明,所以很多人都专程去请他医病。有一天,淳于意不小心触犯了法律,要受到刑罚. 当他被捉离开家的时候,孩子们在旁旁啼哭。淳于叹口气说:唉,生育儿女,偏不生男孩, 到了紧急关头,没有丝毫助益。缇萦听了,独自悲哀哭泣,就追随者她的父亲到京城去。到了京城以后,缇萦上了一封书给皇帝,内容是说:父亲是一个善良而且医术高的医生,因为不慎触犯了国法,要受到严刑处分,这样以后他就不能再医病救人。希望皇上能体念父亲是无心犯过,赦免他的罪,我愿意进官当婢女,为父亲赎罪抵过. 缇萦的孝心,不但救了自己的父亲,而且救了世世代代的人民,真值得我们敬佩


Pada jaman dinasti Han Barat ada seorang gadis kecil yang sangat berbakti kepada ayahnya, bernama Ti Ying. Ayah Ti Ying bernama Chun Yu adalah seorang dokter. Ilmu pengobatan Chun Yu sangat baik, sehingga banyak orang yang datang untuk berobat kepadanya. Pada suatu hari secara tidak sengaja Chun Yu berbuat kesalahan & akan mendapatkan hukuman. Ketika Chun Yu ditangkap & hendak meninggalkan rumah, anak-anak berada disamping menangis terisak-isak. Chun Yu mengeluh mempunyai anak semuanya perempuan tidak ada yang laki-laki, di saat kritis sama sekali tidak dapat diharapkan bantuannya. Setelah mendengarkan itu Ti Ying seorang diri menjadi sedih & menangis, lantas mengikuti ayahnya pergi menuju ibu kota. Sesampainya di ibukota Ti Ying menulis surat kepada raja yang isinya: ayah adalah orang yang baik, juga seorang tabib yang terkenal, karena tidak hati-hati berbuat melanggar hukum, hendak mendapat hukuman berat. Jika benar-benar dihukum, kelak dia tidak lagi bisa mengobati& menolong masyarakat. Mohon baginda bisa bertoleransi, ayah berbuat salah secara tidak sengaja. Untuk memebus kesalahannya saya rela untuk menjadi pelayan di istana. Hati berbakti Ti Ying tidak saja dapat menolong ayahnya sendiri dari hukuman, tetapi juga menolong rakyat banyak, layak untuk kita puji. 



Please write a comment after you read this article. Thx..!!

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Ti Ying

Topeng, Kedok & Kebajikan


share on facebook
Topeng, Kedok & Kebajikan
oleh : Ws. Budi Santoso Tanuwibowo


Mari singkirkan topeng kita,
Tampilkan wajah sebenarnya,
Buang atribut dan bintang jasa,
Karena kita sederajat adanya...

Mari buka kedok kita,
Tampil polos dan terbuka,
Tanggalkan pangkat dan lencana,
Agar kita lepas bebas merdeka...

Saatnya hapus kosmetik diri,
Agar hati tidak terbebani,
Biarkan wajah menampilkan nurani,
Dan bebaslah segala sandiwara duniawi...

Kita telah lama menanggung lara,
Harus tampil berpura-pura,
Terbebani jabatan pangkat kuasa,
Membuat jiwa kita terluka...

Kita lama terbongkok terbebani,
Oleh harta dan ego diri,
Saatnya mengasah budi pekerti,
Itulah permata yang abadi...

Harta pangkat dan jabatan,
Bukan simbol sejati kehormatan,
Amal baik dan Kebajikan,
Satu-satunya yang berkenan Tuhan.




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Topeng, Kedok & Kebajikan

Rumah Seribu Cermin


share on facebook
Ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama “Rumah Seribu Cermin.” Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi “Rumah Seribu Cermin”. Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.

Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi. Ekornya bergerak-gerak secepat mungkin. Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat.

Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah anjing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat. Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, “Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat aku akan kembali mengunjunginya sesering mungkin.”

Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun, anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu. Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah anjing kecil yang muram dan tidak bersahabat.

Segera saja ia menyalak keras-keras, dan dibalas juga dengan seribu gonggongan yang menyeramkan. Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri, “Tempat ini sungguh menakutkan, aku takkan pernah mau kembali ke sini lagi.”

Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain. (Lun Yu XII : 2)





Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Rumah Seribu Cermin

Saturday, March 19, 2011

Nabi Purba Ru Jiao/Khonghucu (14) - Nabi Baginda Da Yu


share on facebook
Nabi Baginda Da Yu 大 禹 2205 s.M. – 2197 s.M. 

Pendiri dinasti Xia 2205 s.M. – 1766 s.M. Sheng Wang.  Da Yu bernama Wen Ming 文 命, putera dari Chong Bo Guan 崇 伯 鰥 yang gagal menanggulangi bencana banjir sehingga dihukum dan ibunya bernama Xiu Ji 修 己. Mula-mula ia adalah menteri raja Yao dan Shun sebagai Menteri Pekerjaan Umum (Si Kong 司 空) yang kemudian diberikan amanat mengantikan ayahnya; setelah berjuang tigabelas tahunan (dalam kitab Meng Zi ditulis delapan tahun) akhirnya berhasil mengatasi bencana banjir besar itu. Tian mengkaruniakannya tongkat dari batu Kumala Hitam (Tian Si Xuan Gui 天 賜 玄 珪) dan Wahyu Luo Tu  洛 圖  yang masih terdokumentasi di dalam kitab Shu Jing V-IV berjudul Hong Fan Jiu Chou 洪 範 九 疇 (Pedoman Agung dengan Sembilan Pokok Bahasan). Di dalam bahasan kesembilan diungkapkan tentang Lima Kebahagiaan dan Enam Kerawanan didalam hidup manusia:

Lima Kebahagiaan (Wu Fu 五 福) ialah : 
1. Panjang usia memiliki ketahanan (Shou壽); 
2. Kaya Mulia (Fu富); 
3. Sehat Jasmani Rohani (Kang Ning康 寧);
4. Lestari menyukai Kebajikan (You Hao De攸 好 德);
5. Menggenapi Firman sampai mati (Kao Zhong Ming 考 終命)

Enam Kerawanan (Liu Ji 六 極) ialah :
1. Nahas, Pendek usia, tidak memiliki ketahanan (Xiong Duan Zhe 凶 短 折)
2. Sakit (Ji 疾)
3. Sedih Merana (You 憂)
4. Miskin (Pin 貧)
5. Jahat (E 惡)
6. Lemah (Ruo 弱)




Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Nabi Purba Ru Jiao/Khonghucu (14) - Nabi Baginda Da Yu

Friday, March 18, 2011

Bersyukurlah Karena Kita Masih Bisa


share on facebook


  • Bila kamu terjebak kemacetan dijalan, janganlah marah, sebab masih banyak orang didunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.
  • Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.
  • Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai.
  • Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur siang malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga & anak-anaknya.
  • Bila mobil kamu mogok & mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah, pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan diatas kaki sendiri seperti kamu sekarang.
  • Bila kamu melihat dicermin rambutmu mulai beruban, janganlah bersedih, sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan kemoterapi.
  • Bila kamu merenungi makna hidupmu didunia ini & merenungi apa tujuan hidupmu ini? Bersyukurlah, karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka.
  • Bila kamu merasa tidak nyaman karena terkena imbas dari kemarahan dan kekecewaan orang lain, ingatlah, situasi bisa menjadi jauh lebih buruk; yaitu kamulah yang merasakan kemarahan & kekecewaan tersebut.
  • Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
  • Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
  • Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
  • Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat tinggal di dunia.
  • Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.
  • Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai, ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.
  • Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh, ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.
  • Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.





sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Bersyukurlah Karena Kita Masih Bisa