Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Monday, May 9, 2011

Percakapan Yang Membuat Kita Bangga Menjadi Orang Indonesia


share on facebook

A —> Aku seorang Indonesia
B —> Bangsa Asing (yang ingin mengetahui Indonesia)
Jatidiri Bangsa Indonesia. Mari kita Pertahankan/Wujudkan kembali.

Negara yang kaya

B : Apa yang menarik dari Negara Indonesia ?
A : Sesuatu yang membuat para penjajah bertahan 350 tahun, dimana setiap harinya teman mereka tertusuk sebatang bambu di perutnya.

Semangat persatuan

B : Bagaimana aku bisa membayangkan perjuangan pahlawan Indonesia?
A : Bayangkan jutaan rayap kecil di rumah yang kokoh, saat kau mengusirnya, keesokan harinya akan muncul yang lebih banyak, dan saat kau membiarkannya, saat itu kau kehilangan salah satu rumahmu.

Kepahlawanan yang berani

B : Benarkah para pahlawan Indonesia adalah pemberani ?
A : Bisakah kau berlari menghidari peluru yang ditembakan dari senapan?
Jika kau tak bisa, maukah kau berlari ke arah senapan dengan menggenggam sebatang pedang?

Negara yang merdeka

B : Apakah kemerdekaan Indonesia sangat berarti bagi kalian ?
A : Saat pejuang tersenyum dalam kematiannya, mereka berpesan: “kematianku adalah kemerdekaan anak istriku suatu saat nanti”, adakah yang lebih berarti dari itu ?

Bangsa yang ramah

B : Bagaimana aku berkomunikasi dengan seorang Indonesia dimana aku belum pernah mengenalnya?
A : saat kau menatap wajah mereka dan menundukan kepalamu, saat itu juga mereka adalah teman mu.

keanekaragaman makhluk hidup

B : jelaskan tentang makhluk hidup yang ada di Indonesia?
A : Bayangkan 10% tumbuhan, 12% mamalia, 16% reptil, 17%burung, 25% ikan yang ada di dunia hidup dan berada di Indonesia, padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Dunia.

Bangsa yang bermoral

B : Akan kah kalian Indonesia ingin menjadi negara terkaya di Dunia?
A : Jika kami menjual 1700 pulau yang ada disini, dimana di setiap pulaunya sangat mungkin kau menemukan tambang berharga,mungkin kami bisa memakai jahitan permata di tubuh kami, namun tubuh kami semua ini tidak akan sebanding dengan 1 pulau penuh kenangan, jadi untuk apa penutup yang lebih berharga dengan apa yang di tutupinya.

Populasi yang besar

B : Seberapa banyak penduduk yang ada di Indonesia?
A : Saat kau berbuat kasar kepada kami, saat itu kau bersiap mengahdapi 3.4% dari seluruh penduduk dunia.

Rela berkorban

B : Apa yang kalian lakukan kepada orang yang lebih tua?
A : Sewaktu aku duduk dalam bus yang penuh, Seorang Ibu Tua datang, dan akupun memberikan tempat dudukku kepadanya, aku berusaha mengalah, Dia tersenyum lalu membiarkan kedua anaknya duduk dan dia berdiri disampingku.

Gotong royong

B : Apakah kerjasama diantara kalian terjaga dengan erat ?
A : Bangunlah sebuah rumah di desa-desa kami, maka calon tetanggamu akan bertanya : “Ada yang bisa kami bantu ?” dengan senyumnya yang polos

Tenggang rasa

B : Apa arti tenggang rasa diantara kalian ?
A : Saat kau tiba-tiba mati disini sebagai orang yang tak dikenal, Aku pastikan Kamu akan mendapatkan pemakaman yang layak.

Bahasa Indonesia

B : Apa arti Bahasa Indonesia di mata kalian?
A : Bahasa yang akan berusaha menyatukan minimal 200 jiwa manusia.

Kaya akan etnis

B : Aku ingin mengetahui tentang seluruh etnis di Indonesia?
A : Kau sedikitnya harus mengenal 300 etnis di Indonesia, dan butuh seumur hidupmu untuk memahaminya.

Bangsa yang beragama

B : Agama apa saja yang ada di Indonesia?
A : Bukan jenisnya yang perlu kau ketahui, tapi ajarannya. Dimana Indonesia adalah negara yang beragama, dimana seluruh agamanya mengajarkan kebenaran.

Warisan busana yang kreatif

B : Bagaimana keunggulan busana di Indonesia?
A : Jika kau pernah mengenal batik, berarti kau pernah ingin mengenakanya.

Warisan seni musik yang berharga

B : Apakah musik tradisional Indonesia begitu beragam ?
A : Setiap 33 propinsi di indonesia mempunyai satu musik tradisional, setiap orang yang memainkanya mempunyai gaya yang berbeda-beda, dan setiap daerah memiliki karakteristik alat musik yang berbeda-beda juga.

Kesadaran

B : Mengapa banyak orang miskin di Indonesia?
A : Disaat senyuman para petinggi bangsa adalah senyuman yang damai , saya yakin kami semua bisa bangkit.

Sesuatu yang tidak terlupakan

A : Mengapa kamu banyak tanya ?, Ayo silahkan datang ke negara kami, Indonesia

dengan senyum B menjawab
B : Aku takut tak akan mampu meninggalkanya…

Kesimpulan :
Mari kita bentuk suatu prinsip yang kuat dan maju dimana kita telah mempunyai banyak potensi di indonesia ini. Indonesia telah memberi banyak sesuatu kepada kita, Sekarang giliran kita memberi sesuatu kepada nya…dengan membangunya, mengembangkanya, mempertahankanya, serta mencintainya. Kembangkan berbagai sektor, pendidikan dan teknologi.

Indonesia telah melahirkan kita, giliran kita melahirkan kembali Indonesia yang lebih baik


sumber : disini 

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Percakapan Yang Membuat Kita Bangga Menjadi Orang Indonesia

Sunday, May 8, 2011

Belajar itu Tiada Batasnya, Hidup Sampai Tua, Belajar Sampai Tua


share on facebook
Dunia senantiasa mengalami perubahan, begitu pula dengan manusia. Perubahan memang tidak dapat kita hindari, akan tetapi bukan berarti harus menghilangkan sama sekali nilai-nilai lama. Kuno tidak selamanya jelek, modern tidak selamanya baik. Dengan mempelajari sejarah kita akan dapat menyerap nilai-nilai positif  lantas mengembangkannya agar bisa sesuai dengan kondisi jaman. 

Dewasa ini setiap orang berlomba-lomba untuk dapat menimba ilmu setinggi bintang di langit. Jika ada s4/s5 tentunya orang tidak akan puas lagi dengan hanya memiliki gelar sebagai professor/guru besar. Banyak sekali motivasi orang untuk menimba ilmu setinggi-tingginya, salah satu yang paling umum adalah untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik. Memiliki pendidikan yang lebih tinggi maka kesempatan berkarya akan lebih luas. 

Ada  pepatah dalam bahasa mandarin yang berbunyi xue hai wu ya huo dao lao xue dao lao 学海无涯,活到老,学到老,bisa diterjemahkan dalam bahasa indonesia kurang lebih begini: "Belajar itu tiada batasnya, hidup sampai tua, belajar sampai tua". Dengan demikian orang-orang kuno sebenarnya memiliki pandangan yang sangat luas & mendalam tentang belajar. Seseorang seumur hidupnya harus belajar, belajar itu tidak mengenal tempat & waktu. 

Dalam masyarakat tionghua masa lalu juga dikenal adanya kasta, ada 4 kasta. 4 kasta di urutkan dari yang teratas ke yang terendah adalah: golongan pelajar, golongan petani, golongan tukang, golongan pedagang. Pedagang berada pada urutan terakhir karena selalu membicarakan untung-rugi. Pelajar menempati urutan teratas karena dinilai memiliki budi pekerti yang luhur. 

Dalam kitab kuno 3 Aksara 三字经 diuraikan bahwa sebelum seseorang mempelajari ilmu pengetahuan terlebih dahulu harus belajar bagaimana berbakti kepada orang tua, antar saudara bisa harmonis. Bahkan dalam kitab Lun Yu 论语 jelas dikatakan: Seseorang walau tidak memiliki pengetahuan yang luas akan tetapi dapat mempraktekkan bagaimana menjadi manusia yang seutuhnya,  memiliki budi pekerti dapat disebut sebagai seorang terpelajar. 

Ilmu pengetahuan diperoleh dari bangku pendidikan formal. Bebicara tentang pendidikan formal, dewasa ini ada banyak pihak yang terkait. Pemerintah memang berkewajiban untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai, tapi bukan berarti pihak yang lain lantas lepas tangan & terus mengkritik pemerintah tiada habis. Masih ada 3 pihak selain pemerintah yang ikut menentukan proses pendidikan bisa berhasil/tidak, yaitu: orang tua, guru, diri kita sendiri sebagai murid. 

Adalah suatu kesalahan bagi orang tua jika ia hanya mampu memberi makan kepada anak-anaknya tanpa memberikan pendidikan yang cukup. Ada pepatah dalam bahasa mandari yang berbunyi: yang er dai lao ji gu fang ji, yanng zi bu jiao bu ru yang li, yang nu bu jiao bu ru yang zhu 养儿待老,积谷防饥。养子不教,不如养驴。养女不教,不如养猪。“Membesarkan anak agar mempunyai sandaran di hari tua, menyimpan biji-bijian untuk mengantisipasi datangnya bahaya kelaparan. Membesarkan anak lelaki tanpa mendidik, lebih parah daripada memelihara seekor keledai. Membesarkan anak perempuan tanpa mendidik, lebih parah daripada memelihara seekor babi. Orang tua walau dalam keadaan yang serba terbatas senantiasa mencarikan sekolah yang terbaik untuk kita. Coba mari kita renungkan, dulu kita waktu daftar SMP, SMA, kuliah masuk kategori apa, berapa banyak uang yang telah mereka keluarkan demi kita? Sudahkah kita berusaha maksimal untuk mencapai kategori teratas demi meringankan beban ortu?

Tugas guru ada 2 yaitu mengajar & mendidik. Mengajar jauh lebih mudah daripada mendidik. Mendidik membutuhkan proses yang panjang, sedangkan mengajar hasilnya bisa langsung terlihat. Mengajar cukup berbagi pengetahuan dengan murid, mendidik itu menanamkan nilai-nilai positif. Dulu sewaktu smp di sekolah jika ada yang ketahuan mengeluarkan kata-kata jorok, tidak akan dihukum ”berat”. Mereka cukup di suruh kumur dengan air sebanyak satu ember besar. Ini adalah nilai-nilai mendidik. Dengan adanya hukuman tersebut para guru ke depannya mengharapkan agar kelak kita tidak sembarangan berkata kotor. 

Terakhir adalah kita sendiri. Manusia dilahirkan sama, kelak mau menjadi pandai/tidak tergantung diri kita sendiri. Jika pemerintah sudah memberikan pelayanan yang terbaik, orang tua sudah memberikan dukungan penuh, guru sudah berjerih payah jika masih kurang berhasil salahkan diri sendiri. 


Artikel diatas adalah kiriman dari Xie Zheng Ming. Bagi kalian yang mempunyai artikel menarik seputar ajaran Kong Zi, cerita budi pekerti, dsb dapat mengirimkan ke alamat email: meandconfucius@gmail.com. Thanks



Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Belajar itu Tiada Batasnya, Hidup Sampai Tua, Belajar Sampai Tua

Saturday, May 7, 2011

Dupa/Hio (2)


share on facebook
Artikel sebelumnya: Dupa/Hio

Warna dupa dari hio tersebut tergantung dari bahan baku yang dipakai karena pada dasarnya bahan dupa terutama terdiri dari serbuk kayu jati yang dihaluskan sebagai bahan dasar dan perekat dari tepung tapioka yang di campur dengan parfum dan pewarna (untuk dupa kualitas rendah) atau bahan ramuan kayu wangi dan rempah alami (gubal kayu gaharu, cendana, kulit langsat yang dikeringkan, kayu cedar - cemara merah, kayu manis, serbuk bunga yang dikeringkan, kulit jeruk dan kayu aromatik lainnya) dan resin wangi alami seperti kemenyan, getah damar wangi, getrah gaharu pekat, kesturi (kelenjar wangi dari hewan semacam musang dan menjangan), dan onem (bagian dari penutup siput laut) untuk hio berkualitas bagus dan mahal harganya.

Khusus untuk hio kualitas rendah (walau tak selalu murah harganya), sering di celup dalam pewarna untuk menambah penampilan dan daya jual (dupa India memakai resin petroleum dan getah serta parfum yang menimbulkan sesak napas dan batuk).

Hio berkualitas tinggi wajarnya tidak dicelup sepuhan pewarna karena akan merubah aroma asli dupa. Dupa yang di celup biasanya diberi parfum pewangi yang berbau keras menyengat, sedangkan ciri dupa berkualitas tinggi, harumnya tidak keras, tidak menimbulkan rasa sesak dan batuk, tetapi harumnya yang halus dapat bertahan lama dan menempel serta dapat tercium dari jarak yang jauh sekali. Dupa berkualitas tinggi biasa juga dipakai untuk terapi aroma.

Ditradisi lain seperti di Jepang, Korea, India, Bali dupa dibuat berwarna-warni tanpa ada signifikan arti tertentu.




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Dupa/Hio (2)

Tuesday, April 5, 2011

10 Rahasia Sukses Orang – Orang Jepang


share on facebook

1. Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).

Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama.

Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.


2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran.

Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya.

Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas.

Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.


3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.

Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, mungkin kita sedikit heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30.

Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.


4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.

Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.


5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.
Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics.

Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu.

Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.

Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.


6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi.

Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah.

Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita.

Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo, ternyata Jepang tidak habis.

Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).

Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era berikutnya.
Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya.

Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).


7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau Anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran.
Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA.

Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb).

Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.


8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.

Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok.

Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”.

Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.


9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Bahkan seorang anak TK sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya.

Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.

Biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang nantinya akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.


10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari Anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang.

Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya.

Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.





sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - 10 Rahasia Sukses Orang – Orang Jepang

Monday, March 21, 2011

Soal Korupsi, Bangsa Ini Memerlukan Zhu


share on facebook
Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. Delapan orang pacarnya yang dibiayai dalam kehidupan mewah– mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 tahun. Tidak ada yang bisa membantunya.

Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998 hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran. Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1998, Zhu dengan lantang mengatakan, ”Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang sama.”

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara.

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan. Selama empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar.

Agaknya Zhu Rongji paham betul pepatah Cina: Bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera. Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300 milyar dolar AS.

Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi, karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.

Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonesia…
Pengangguran terus bertambah, anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi pelacur di kota, lulusan SMU menjadi pengamen, anak-anak SD yang malu tidak dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. Ratusan ribu orang tumpah ke kota-kota karena di desa tidak ada harapan. Ratusan ribu orang menjadi tenaga kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya. Mereka adalah korban.

Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas air, hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk bekerja, hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan.

Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu?
Pemerintah bukan penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga mengambil uang dari orang-orang miskin. Bangsa ini memerlukan orang seperti Zhu Rongji, bukan pesolek.

Sebab, inilah keadaan utama Indonesia:
Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia, maka yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor!




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Soal Korupsi, Bangsa Ini Memerlukan Zhu

Sunday, March 20, 2011

Topeng, Kedok & Kebajikan


share on facebook
Topeng, Kedok & Kebajikan
oleh : Ws. Budi Santoso Tanuwibowo


Mari singkirkan topeng kita,
Tampilkan wajah sebenarnya,
Buang atribut dan bintang jasa,
Karena kita sederajat adanya...

Mari buka kedok kita,
Tampil polos dan terbuka,
Tanggalkan pangkat dan lencana,
Agar kita lepas bebas merdeka...

Saatnya hapus kosmetik diri,
Agar hati tidak terbebani,
Biarkan wajah menampilkan nurani,
Dan bebaslah segala sandiwara duniawi...

Kita telah lama menanggung lara,
Harus tampil berpura-pura,
Terbebani jabatan pangkat kuasa,
Membuat jiwa kita terluka...

Kita lama terbongkok terbebani,
Oleh harta dan ego diri,
Saatnya mengasah budi pekerti,
Itulah permata yang abadi...

Harta pangkat dan jabatan,
Bukan simbol sejati kehormatan,
Amal baik dan Kebajikan,
Satu-satunya yang berkenan Tuhan.




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Topeng, Kedok & Kebajikan

Tuesday, February 15, 2011

Pemerintah: Hentikan Diskriminasi Umat Konghucu


share on facebook
Pemerintah berkomitmen menghentikan dan meniadakan kebijakan yang diskriminatif terhadap umat Konghucu. Untuk itu, Menteri Agama dan Kepala Daerah harus segera menuntaskan semua permasalahan, berkaitan dengan perlindungan dan pelayanan kepada Umat Khonghucu paling lambat tahun depan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan komitmen pemerintah itu dalam sambutannya pada perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2562, yang diselenggarakan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) di Balai Samudera, Jakarta, Senin malam (14/02).

SBY yang hadir bersama Wakil Presiden Boediono, sempat meminta maaf atas ketidakhadiran Ibu Negara, Ani Yudhoyono yang selama ini selalu setia mendampinginya dalam setiap perayaan umat beragama. Presiden menjelaskan, Ani Yudhoyono berhalangan hadir karena sakit setelah mendampinginya melakukan kunjungan kerja selama empat hari tiga malam ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 8-11 Februari 2011.

Pada perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2562 bertema "Harta Benda Menghias Rumah, Laku Bajik Menghias Diri" itu hadir sejumlah pejabat. Antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Panglima TNI Agus Suhartono, dan Kapolri Timur Pradopo.

Dalam pidatonya di hadapan ribuan Umat Khonghucu Indonesia, Presiden meminta Menteri Agama dan Kepala Daerah segera menuntaskan semua permasalahan, paling lambat tahun depan. Terutama yang berkaitan dengan perlindungan dan pelayanan kepada Umat Khonghucu.

Menurut Presiden, banyak yang sudah dicapai dan banyak pula yang telah pemerintah lakukan. Karena itu, SBY meminta sejumlah permasalahan teknis dan adiministratrif yang masih terjadi di beberapa daerah, dituntaskan dengan benar.
(aan/nam/nis)





sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Pemerintah: Hentikan Diskriminasi Umat Konghucu

Saturday, February 12, 2011

Sukses Menurut Pandangan Khonghucu


share on facebook
oleh : Dedy Hidayat

Setiap manusia diciptakan oleh Tian (Tuhan) sama dan mempunyai sifat dasar (Watak Sejati) yang baik serta difitrahkan untuk hidup lurus. Kehidupan yang tidak lepas dari Im (negatif) dan Yang (posifit) pada akhirnya menentukan sikap dan perilaku bahkan nasib orang itu.

Kongtongcu bertanya, "Semuanya ialah manusia, mengapakah ada yang menjadi orang besar dan ada yang menjadi orang kecil?"
Bingcu menjawab, "Orang yang menurutkan bagian dirinya yang besar akan menjadi orang besar, yang hanya menurutkan bagian dirinya yang kecil akan menjadi orang kecil."
(Bingcu, VIA, 15)

Karena itulah sukses dalam hidup seorang Confusianis ditentukan oleh dirinya sendiri.
Sesungguhnya untuk memperolah Kegemilangan itu hanya tergantung pada usaha orang itu sendiri.
(Thai Hak / Ajaran Besar, I, 4)

Dengan demikian, tempatilah diri kita untuk menjadi orang yang sukses.

2. "Ada sebuah nyanyian anak-anak yang berbunyi, 'Sungai Chong-long di kala jernih, boleh untuk mencuci tali topiku. Sungai Chong-long di kala keruh, boleh untuk mencuci kakiku."
3. "Khongcu bersabda: Murid-muridKu, dengarlah! Di kala jernih untuk mencuci tali topi, di kala keruh untuk mencuci kaki. Perbedaan ini, air itu sendiri membuatnya.'
(Bingcu, IVA, 8, 2-3)



Langkah-langkah Menuju Sukses

Langkah-langkah menuju sukses dapat kita lihat dari nasehat-nasehat yang diberikan oleh Guru kita, baik selama hidupNya maupun melalui penerus ajaranNya, Bingcu:

1. Membina diri

"Maka seorang Kuncu tidak boleh tidak membina diri; bila berhasrat membina diri, ....."
(Tiong Yong  / Tengah Sempurna, XIX, 7)

a. Belajar

Nabi bersabda, "Suka belajar itu mendekatkan kita kepada Kebijaksanaan;......"
(Tiong Yong / Tengah Sempurna, XIX, 10)

b. Berusaha memiliki kecakapan / ketrampilan

Nabi bersabda, "....., berkhawatirlah kalau tidak mempunyai kecakapan untuk suatu
kedudukan; ,,,,,, tetapi berusahalah agar mempunyai kecakapan yang patut diketahui."
(Lun Gi / Sabda Suci, IV, 14)


2. Mempunyai rencana / target

"Di dalam tiap perkara bila ada rencana yang pasti, niscaya dapat berhasil; bila tanpa rencana yang pasti, niscaya gagal. .....".
(Tiong Yong / Tengah Sempurna, XIX, 16)


3. Mempersiapkan diri

Nabi bersabda, "Bila orang tidak mau berpikir tentang kemungkinan yang masih jauh, kesusahan itu tentu sudah berada di dekatnya."
(Lun Gi / Sabda Suci, XV, 12)


4. Memulai dari awal setahap demi setahap

Jalan Suci seorang Kuncu itu seumpama pergi ke tempat jauh, harus dimulai dari dekat; seumpama mendaki ke tempat tinggi, harus dimulai dari bawah.
(Tiong Yong  / Tengah Sempurna, XIV, 1)


5. Konsisten

Bingcu berkata kepada Koocu, "Lihatlah jalan kecil bekas diinjak orang di pegunungan, kalau selalu dilalui akan dapat menjadi jalan besar, tetapi, kalau tidak terus dilalui akan kembali tertutup oleh alang-alang. ....."
(Bingcu, VIIB, 21)

6. Mendahulukan kewajiban

Nabi bersabda, "Sungguh pertanyaan yang baik, Mendahulukan pengabdian dan membelakangi hasil; bukankah ini sikap yang menjunjung Kebajikan? ....."
(Lun Gi / Sabda Suci, XII, 21, 2)


7. Memanfaatkan setiap peluang

Cu-khong bertanya, "Kalau seseorang mempunyai sebuah batu giok yang indah, sebaiknya disimpan di dalam almari saja atau lebih baik dijual?"
2. Nabi menjawab, "Dijual! Dijual! Tetapi nantikanlah harga yang layak."
(Lun Gi / Sabda Suci, IX, 13, 1-2)


8. Berhemat dan rajin

Mengurus hartapun ada jalannya yang besar, bila penghasilan lebih besar daripada pemakaian dan bekerja setangkas mungkin sambil berhemat, niscaya harta benda itu akan terpelihara.
(Thai Hak / Ajaran Besar, X, 19)


9. Berserah kepada Tian (Tuhan)

..... Akan hasilnya berserah kepada Tuhan. ......"
(Bingcu, IB, 14, 3)



Menghadapi Hambatan-hambatan

Kehidupan serba tidak pasti, hanya kematian yang pasti akan datang. Demikian juga dengan jalan hidup dan jalan kesuksesan kita pasti akan mengalami hambatan-hambatan. Untuk menghadapinya agar kita tidak putus asa di bawah ini adalah kiat-kiat yang harus kita jalani:

1. Menyadari bahwa setiap orang pasti mengalami hambatan-hambatan dalam hidupnya

Tatkala Gan Yan meninggal dunia, Nabi menangis sangat sedih.
(Lun Gi / Sabda Suci, XI,10, 1)

2. Jangan mudah menyerah

Bingcu berkata, "Usaha seseorang itu dapat diumpamakan seperti orang membuat sumur. Meski sumur itu sudah digali sampai 9 depa, kalau belum juga mencapai sumbernya, pekerjaan itu sia-sia belaka."
(Bingcu, VIIA, 29)


3. Melihat ke dalam diri sendiri

Nabi bersabda, " Hal memanah itu seperti sikap seorang Kuncu. Bila memanahnya meleset dari bulan-bulannya, si pemanah berbalik mencari sebab-sebab kegagalannya di dalam diri sendiri.
(Tiong Yong  / Tengah Sempurna, XIII - 5)


4. Memperbaiki diri sendiri

"Bila bersalah, janganlah takut memperbaiki."
(Lun Gi / Sabda Suci, I, 8, 4)


5. Memperbaharui diri

....., "Bila suatu hari dapat memperbaharui diri, perbaharuilah terus tiap hari dan jagalah agar baharu selama-lamanya!"
(Thai Hak / Ajaran Besar, II, 1)


6. Yakin dan percaya Tian memberkati

"Demikianlah Tuhan Yang Maha Esa menjadikan segenap wujud, masing- masing dibantu sesuai dengan sifatnya. Kepada pohon yang bersemi dibantu tumbuh, sementara kepada yang condong dibantu roboh."
(Tiong Yong  / Tengah Sempurna, XVI, 3)



Ketika Berada Dalam Kesuksesan

Seringkali ketika berada dalam kesuksesan seseorang kehilangan jati dirinya, untuk menghindarinya, bentengilah diri kita dengan kata-kata bijak Guru kita:

1. Ingatlah bahwa kebajikan di atas segalanya

Kebajikan itulah yang pokok dan kekayaan itulah yang ujung.
(Thai Hak / Ajaran Besar, X, 7)


2. Tidak berlaku sombong

Nabi bersabda," Miskin tanpa menggerutu itu sukar. Kaya tanpa merasa sombong itu mudah."
(Lun Gi / Sabda Suci, XIV, 10)


3. Menjaga diri agar tetap di jalan yang benar

Di kala kaya dan mulia, ia berbuat sebagai layaknya seorang kaya dan mulia; ..... Maka seorang Kuncu di dalam keadaan bagaimanapun, selalu berhasil menjaga dirinya.
(Tiong Yong  / Tengah Sempurna, XIII, 2)


4. Ingat akan pendukung & membantu orang lain

"Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lainpun maju".
(Lun Gi / Sabda Suci VI, 30 - 3)


5. Merawat

"Maka kalau dirawat baik-baik tiada barang yang tidak akan berkembang, sebaliknya kalau tidak dirawat baik-baik tiada barang yang tidak akan rusak.".
(Bingcu ,VIA, 8, 3)





Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Sukses Menurut Pandangan Khonghucu
/