Saturday, November 20, 2010

Jika Hidup Ini adalah Sebidang Tembok


share on facebook
Font Re-Size
Jika anda anggap hidup ini bagai sebidang tembok, agar kokoh bangunlah dengan batu-batu besar nan kuat. Batu-batu besar itu adalah sesuatu yang berat dipikul, keras di jinjing; sesuatu yang kita perjuangkan atas nama cinta; yang senantiasa kita perjuangkan; sesuatu yang padanya kita rela berkorban, berjerih-jerih, bahkan menukarnya dengan segenap jiwa dan raga.

Sesuatu itu bisa berupa keluarga, persahabatan, pekerjaan, atau apa pun yang begitu berharga sehingga kita harus membangunnya kuat-kuat; serta memolesnya indah-indah.


Namun demikian, agar bebatuan besar itu saling rekat-merekat kuat, ia harus ditautkan dengan pasir-pasir kecil. Pasir-pasir lembut yang melindungi telapak kaki kita dari perihnya peristiwa. Pasir-pasir itu adalah kegembiraan dalam syukur, senyuman di balik peluh, serta kehangatan hubungan antar sesama. Jika demikian, maka kita akan dapati sebuah tembok yang menjadi monumen simbol kehadiran kita di dunia ini. Dan, itu tentu jauh lebih baik ketimbang hanya sekedar meninggalkan sepasang nisan di batas kubur.

Anda takkan pernah belajar lebih sedikit, anda hanya bisa belajar lebih banyak. (R. Buckminster Fuller)

Kebutaan di abad 21 ini bukan mereka yang tak bisa membaca dan menulis, namun mereka yang tak bisa belajar, mengubah pelajaran dan mengulang
pelajaran. (Alvin Toffler)

Nabi bersabda, "Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan? Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu membahagiakan? Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali; bukankah ini sikap seorang Kuncu (Susilawan)?" (Sabda Suci I : 1)



sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

1 comments:

pemancing said...

memberi nya ikan hanya membuatnya hidup hari ini saja. mengajarinya memancing akan membantu menghidupinya selamanya.

Post a Comment