Monday, February 7, 2011

Membantu Kupu-Kupu Keluar dari Kepompongnya


share on facebook
Font Re-Size
Suatu ketika, seorang anak laki-laki saat berjalan melewati hutan, dia melihat sebuah kepompong kecil yang setengah rusak. Anak kecil biasanya dekat dengan alam, ia melihat kepompong itu dan mulai menangis melihat penderitaan kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar dari kepompong. Dia memutuskan untuk membantu kupu-kupu itu.

Dia mengambil pisau lipat dari saku bajunya, membukanya, dan dengan perlahan mendorong kepompong itu kebelakang. Namun ketika dia menyadari bahwa upayanya tidak berhasil dan sang kupu-kupu masih terus berjuang untuk dapat keluar, lalu dia memotong memanjang searah garis kepompong itu.

Segera saja kepompong itu terbuka dan kupu-kupu itu berhasil keluar. Anak laki-laki itu sangat bahagia. Tetapi apa yang dia lihat kemudian bahwa setelah kupu-kupu itu berusaha terbang selama beberapa detik, ia terjatuh dan mati. Anak itu tidak dapat memahami apa yang terjadi, kesalahan apa yang telah ia lakukan.

Dia berpikir bahwa saya telah menolong kupu-kupu, bahwa saya menjauhkannya dari perjuangan keras dan telah memberinya kebebasan. Tetapi mengapa ia tidak terbang? Dia seharusnya bahagia. Dia seharusnya menjalani hidupnya dengan lebih utuh. Apa yang terjadi. Sasaat kemudian, ayahnya datang menghampiri dan menanyakan apa yang telah terjadi.

Lalu sang ayah menjelaskan bahwa saat kupu-kupu berada dalam kepompong, kedua sayapnya penuh dengan cairan. Ketika ia berjuang untuk keluar dari kepompong itu, perjuangannya ini mendorong semua cairan keluar sehingga memungkinkannya terbang. Engkau seharusnya membiarkan kupu-kupu itu untuk berjuang dan keluar dari kepompong dengan caranya sendiri.

Ya begitulah sebuah pelajaran berharga yang bisa kita petik bersama. Kadang kala kita selalu ingin membantu secara penuh anak, saudara, atau teman atau sebaliknya kita berharap untuk dibantu secara penuh dalam meraih sesuatu. Namun bantuan secara penuh seringkali tidak membuat kematangan diri seseorang, yang pada akhirnya tidak mampu berevolusi secara natural dan akhirnya memetik kegagalan.



sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

0 comments:

Post a Comment