Sunday, February 13, 2011

Raport Sang Suami


share on facebook
Font Re-Size
Ada seorang lelaki yang sering berkeluh kesah tentang istrinya kepada orang lain. Istri saya setiap hari pekerjaannya ya cuma merawat 3 orang anak, tidak berkerja untuk menambah penghasilan rumah tangga. Lelaki ini juga merasa jengkel atas sikap istrinya yang selalu mengeluh merasa lelah. Suatu hari karena kelehan bekerja, sang istri jatuh sakit & harus rawat inap. Si suami berpikir akan menggunakan kesempatan ini menunjukkan kepada sang istri bahwa dia bisa melakukan segala pekerjaan rumah termasuk merawat 3 orang anak dengan lebih baik. Apa susahnya melakukan pekerjaan rumah, mudah sekali, lihatlah semuanya akan saya lakukan untuk kamu. Si suami dengan rinci mencatat segala aktivitas selama seharian penuh selain mencuci-menyapu-memasak untuk diperlihatkan kepada sang istri. Berikut adalah catatan “raport si suami”:

·         Membuka & menutup pintu untuk anak2 98x
·         Berteriak keras jangan ribut, diam 92x
·         Mengangkat telepon 12x
·         Membantu anak memakai & melepas sepatu 21x
·         Menjawab pertanyaaan konyol anak 120x
·         Melerai perdebatan antar anak 16x
·         Membuka kulkas, memberi air, menyiapkan makanan & susu 38x
·         Mengirim surat, menjualkan barang 6x
·         Ke jalan mengejar anak, kira-kira menempuh jarak 5. 5 km

Hari kedua si suami  segera berlari menuju rumah sakit, memohon agar dokter bisa memberikan obat untuk rawat jalan saja karena merasa sudah tidak tahan lagi. Pada hari yang sama si suami juga pergi ke toko elektronik, membeli barang yang telah diinginkan sang istri 3 tahun lalu, tetapi karena dianggap tidak seberapa penting jadi diabaikan, baru sekarang menyadari betapa pentingnya alat tersebut. Alat itu adalah mesin cuci. Ketika mesin cuci itu diantar ke rumah, ada secarik kertas merah yang menempel, tertulis :"istriku,  kamu memang hebat"

Dari kisah ini kita dapat belajar sesuatu: pekerjaan walaupun tampak sederhana namun jika kita belum pernah merasakan sendiri tidak akan dapat menghayati betapa jerih payahnya. Pernahkah kita membayangkan betapa sulitnya memasak itu? Ingin memasak sesuatu tetapi bahan tidak komplit, akhirnya dengan bahan-bahan yang tersedia jadilah seporsi makanan. Kita yang tinggal makan apa pantas berkomentar lain selain mengucapkan terimakasih? saya pun belum tentu bisa demikian, semoga para pembaca lebih bijaksana daripada saya. 




Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

1 comments:

Anonymous said...

bacaan yang bagus untuk para suami

Post a Comment