Friday, January 28, 2011

Imlek & Sistem Lunisolar


share on facebook
Font Re-Size
Oleh : Budi S. Tanuwibowo


Pendahuluan

Sering kita bingung menentukan kapan jatuhnya Tahun Baru Imlek. Jika Idul Fitri selalu jatuh lebih awal dibanding tahun sebelumnya, Tahun Baru Imlek tidaklah demikian. Terkadang maju, terkadang mundur. Namun bagi yang teliti mengamati, jatuhnya Tahun Baru Imlek tidak pernah lebih awal dari 21 Januari dan tidak lebih lambat dari 19 Februari. Karena awal jatuhnya terkesan tidak pasti, maka ada yang mengira – seperti halnya pada penentuan jatuhnya Idul Fitri – diperlukan sebuah Badan Khusus atau pengkajian khusus untuk menentukan kapan jatuhnya Tahun Baru Imlek.

Sebenarnya kalau kita pelajari lebih dalam, mekanisme perhitungan awal Tahun Baru Imlek sudah pasti. Bahkan kita bisa mengetahui awal Tahun Baru Imlek untuk ratusan atau ribuan tahun mendatang. Masalahnya memang berbeda bila kita melihatnya dari perspektif penanggalan Masehi atau Hijriah. Kalender Imlek menggunakan sistem yang berbeda dengan kedua kalender tersebut. Jika Kalender Masehi menggunakan Sistem Solar atau Matahari dan Kalender Hijriah menggunakan Sistem Lunar, Bulan atau Komariah, maka Kalender Imlek memadukan keduanya, yang disebut Sistem Lunisolar.


Sistem Solar atau Matahari

Kalender Masehi menggunakan Sistem Solar atau Matahari. Perhitungan sistem ini didasari oleh orbit Bumi mengitari Matahari, yang memakan waktu sekitar 365,25 hari per tahun. Jumlah hari per bulannya antara 30 atau 31 hari. Khusus untuk bulan Februari jumlahnya 28 hari, namun pada tahun yang habis dibagi empat, seperti halnya tahun 2004, jumlah hari bulan Februari menjadi 29, sebagai pembulatan kelebihan 0,25 hari per tahun.

Sistem Solar mempunyai keunggulan bisa menghitung secara tepat kapan jatuhnya musim semi, panas, rontok dan dingin, karena ia bisa menentukan letak semu Matahari terhadap Bumi secara pasti, kapan tepat berada di atas Khatulistiwa, pada 23,5° Lintang Utara, kembali ke Khatulistiwa, pada 23,5° Lintang Selatan, kembali lagi ke Khatulistiwa dan seterusnya.


Sistem Lunar atau Bulan

Kalender Hijriah menggunakan Sistem Lunar. Sistem ini didasarkan pada orbit Bulan mengitari Bumi. Rata-rata jumlah hari per bulannya 29,5 hari, yang kemudian dibulatkan menjadi 29 dan 30 hari. Dari sini kita bisa menghitung bahwa jumlah hari per tahunnya adalah 29,5 x 12 = 354 hari, atau 11,25 hari lebih pendek dari Kalender Masehi. Inilah yang menyebabkan 1 Muharram dan Idul Fitri selalu maju 11 hari lebih awal.

Sistem Lunar tidak bisa menghitung kapan terjadi pergantian musim, namun ia mempunyai keunggulan bisa digunakan untuk menentukan kapan terjadi bulan baru dan purnama, yang masing-masing terjadi tanggal 1 dan 15. Karenanya sistem ini bisa digunakan untuk menentukan kapan terjadinya air surut dan air pasang, sesuatu yang tidak bisa dilakukan Sistem Solar.


Kalender Imlek dan Sistem Lunisolar

Kalender Imlek menggunakan Sistem Lunisolar. Perhitungan jumlah hari per bulan didasarkan pada Sistem Solar, sedang selisih 11,25 hari per tahunnya dikonversi dengan menyisipkan bulan ke –13 pada tahun tertentu sebanyak 7 kali per 19 tahun, agar jumlah hari per tahunnya sesuai dengan Sistem Solar, karena 11,25 x 19 = 213,75 hari atau setara dengan 7 bulan.

Mekanisme penyisipan bulan ke –13 disebut ‘lun’. Dengan tambahan bulan ke –13, maka akan terjadi bulan dobel pada tahun-tahun tertentu. Pada tahun 2555, terjadi ‘lun’ di bulan –2. Dengan demikian setelah bulan –1, bulan -2, masuk ke bulan –2 lagi dan baru kemudian ke bulan –3, -4, -5 dst.

Dengan mekanisme penyisipan tersebut, maka Kalender Imlek di samping bisa digunakan untuk menghitung kapan terjadi bulan purnama, air surut dan air pasang, juga bisa digunakan untuk menentukan pergantian musim.


Penentuan Tahun Awal Kalender Imlek

Kalender Imlek ini diciptakan Huang Di, 2696-2598 sM, salah satu raja suci purba dan Nabi dalam Ru Jiao (agama Khonghucu) dan digunakan pertama kali oleh Dinasti Xia, 2205-1766 sM. Awal tahun baru ditetapkan jatuh pada awal musim semi. Ketika Xia jatuh diganti Dinasti Shang, 1766-1122 sM, awal tahun baru dimajukan satu bulan, berbarengan dengan akhir musim dingin. Ketika Shang digantikan Dinasti Zhou, 1122-255 sM, awal tahun barunya dimajukan lagi sebulan, tepat pada puncak musim dingin.

Kongzi, Khongcu atau Confucius hidup pada jaman Dinasti Zhou, 551-479 sM. Suatu ketika ia menganjurkan agar Dinasti Zhou kembali menggunakan Kalender Xia, karena tahun barunya jatuh pada musim semi, sehingga cocok dijadikan pedoman bercocok tanam. Namun nasihat ini baru dilaksanakan Han Wu Di dari Dinasti Han, 140-86 sM, pada 104 sM. Sejak itu Kalender Xia, yang kini dikenal sebagai Kalender Imlek diterapkan kembali.

Sebagai penghormatan kepada Kongzi, perhitungan tahun pertama Kalender Imlek ditetapkan oleh Han Wu Di dihitung sejak kelahiran Kongzi, yaitu sejak tahun 551 sM. Itulah sebabnya Kalender Imlek lebih awal 551 tahun ketimbang Kalender Masehi. Jika sekarang kalender Masehi bertahunkan 2011, maka Kalender Imlek bertahunkan 2011 + 551 = 2562. Pada saat bersamaan agama Khonghucu (Ru Jiao) ditetapkan Han Wu Di sebagai agama negara. Sejak saat itu penanggalan Imlek juga dikenal sebagai Kongli (Penanggalan Kongzi).

Penghormatan yang diterima Kongzi, setara dengan yang diterima Jesus dan Nabi Muhammad, SAW. Tahun pertama Kalender Masehi dihitung sejak tahun kelahiran Jesus, sedang tahun pertama Kalender Hijriah dihitung sejak hijrahnya Nabi Muhammad, SAW, dari Mekkah ke Madinah.


Penentuan Awal Tahun Baru

Pada tanggal 22 Desember letak Matahari berada di 23,5° Lintang Selatan. Di bagian Selatan Bumi, hari itu merupakan hari terpanjang; sedang di Utara merupakan hari terpendek. Setelah 22 Desember Matahari bergerak ke Utara dan pada hari ke –91 atau 21 Maret, tepat berada di atas 0° atau Khatulistiwa. Hari ke –46 setelah pergerakan Matahari ke Utara atau tanggal 5 Februari – yang merupakan titik tengah antara 23,5° Lintang Selatan dengan Khatulistiwa – merupakan awal musim semi. Karena jumlah hari per bulan adalah 29,5 atau 30 hari, maka kisaran setengah bulan ke depan dan ke belakang dari tanggal 5 Februari adalah tanggal 21 Januari dan 19 Februari. Ini sebabnya awal Tahun Baru Imlek jatuh di antara kedua tanggal tersebut.

Batas 21 Januari s.d. 19 Februari ini yang menentukan terjadinya penyisipan bulan –13. Ketika awal Tahun Baru Imlek maju 11,25 hari per tahun dan diperhitungkan akan melewati 21 Januari, maka tahun tersebut disisipi bulan –13. Dengan demikian awal tahun baru yang mestinya maju 11 hari melewati 21 Januari, malah mundur 30 – 11 = 19 hari. Pada tahun Masehi yang habis dibagi empat (366 hari), awal Tahun Baru Imlek sesudahnya akan maju 12 hari atau mundur 18 hari.

Contoh :
- Tahun 2010 Imlek jatuh pada tanggal 14 Februari karena jatuh pada bulan februari maka untuk tahun berikutnya (2011):
14 feb - 11 hari = 3 Februari 2011
- Tahun 2011 jatuh pada 3 Februari maka tahun 2012 jatuh pada:
3 feb - 11 hari = 23 Januari 2012
- Tahun 2012 jatuh pada tanggal 23 januari, karena ini melewati tahun kabisat (29 februari ikut terhitung) dan jatuh pada bulan januari maka pada tahun 2013 jatuh pada:
23 januari + 18 hari = 10 Februari 2013


Penutup

Dari paparan di atas jelas bahwa Tahun Baru Imlek adalah Hari Suci Keagamaan Khonghucu, meski saat-saat ini – seperti halnya Natal, Tahun Baru Masehi, Idul Fitri dan hari besar keagamaan lainnya – sudah menjadi milik dunia dan melintasi batas-batas agama.

Sampai saat ini umat Khonghucu merayakannya dalam rangkaian upacara, ritual dan kegiatan keagamaan, dimulai dari tanggal 24 bulan 12 Tahun Imlek, yang diperingati sebagai “Hari Persaudaraan”. Pada hari itu umat Khonghucu yang mampu diwajibkan untuk menyantuni sesamanya yang berkekurangan.

Malam menjelang Tahun Baru Imlek, diwajibkan bersujud syukur kepada Tian, seraya mengucapkan terima kasih atas karunia yang diterima sepanjang tahun dan memohon ampunan atas segala kekurangan.

Antara tanggal 1-15 bulan 1 Tahun Imlek digunakan untuk melakukan penghormatan dan mempererat tali persaudaraan dengan keluarga, kerabat dan masyarakat, dimulai dengan sujud kepada orang tua dan yang dituakan.

Malam tanggal 9 bulan 1 Tahun Imlek, melakukan Sembahyang Besar kepada Tian, berusaha bertekad hidup lurus sepanjang tahun.

Tanggal 15 bulan 1 Tahun Imlek menutup Perayaan Tahun Baru Imlek dengan pesta seni dan budaya (Cap Go Me/Shi Wu Yue).




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini.
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

0 comments:

Post a Comment