Sunday, December 19, 2010

Kesusilaan yang Membedakan Manusia dengan Hewan


share on facebook
Font Re-Size
Para Nabi mengajarkan kesusilaan untuk mendidik orang, agar orang yang berkesusilaan itu mengerti, bahwa dirinya berbeda dengan hewan. Kakaktua dapat berbicara tetapi tidak lebih dari seekor burung yang dapat terbang; kera besar dapat berbicara, tetapi tidak lebih seekor hewan. Kini bila seseorang tidak berkesusilaan, biar dapat berbicara bukankah hatinya tidak lebih seekor hewan ? Bila orang seperti hewan dan tidak berkesusilaan, maka ayah dan anak mungkin mempunyai pasangan yang sama, seperti rusa. (Lee Ki – Khiok Lee)

Dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia maupun dengan ciptaan Tuhan lainnya, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan sebagainya. Tetapi kadang kita tidak menyadari apa sebenarnya yang membedakan kita, manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya itu. Kalau kita merenung sejenak mengenai hal ini tentu akan terlihat hal-hal yang membedakannya. Ternyata ada hal-hal yang sangat pokok yang membedakan manusia dengan benda atau mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Air dan api itu memiliki hawa murni/Qi, tetapi tidak memiliki kehidupan/ Sheng. Rumput dan pohon memiliki kehidupan tetapi tidak mampu mengerti/ Zhi. Hewan, binatang bisa mengerti, tetapi tidak mampu mengerti kebenaran/ Yi. Manusia mempunyai hawa murni, kehidupan, pengertian dan sekaligus tahu kebenaran. Inilah bedanya antara manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya, manusia adalah mahluk Tuhan yang paling mulia.

Oleh karenanya sebagai ciptaan Tuhan yang dikaruniai kesempurnaan ini sudah sewajarnya  senantiasa takwa, satya kepada-Nya. Berlaksa benda bermula daripada-Nya, dan kembali semuanya kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa.

Sesungguhnya, adanya manusia adalah karena kuasa Kebajikan Thian dan bumi oleh jalinan sifat Iem (negatif) dan Yang (positif), karena berkumpulnya Nyawa dan Roh (Kwi dan Sien), dari sari pati semangat ke Lima Unsur (Ngo Hing). Maka, manusia itu adalah hati/ batin daripada Thian dan bumi, dan menjadi perwujudan dari Lima Unsur.  Manusia hidup menikmati rasa, memilahkan berbagai nada dan mengenakan berbagai warna. ” (Lee Ki VII:3:1-7)

Demikianlah kesadaran iman umat Khonghucu akan penjadian manusia. Sebagai wujud dari satya dan takwa kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa, manusia hendaknya selalu sadar akan kehadiran-Nya dan tidak pernah lupa melakukan sujud, doa, sembahyang kepada-Nya. Kesadaran inilah yang merupakan salah satu bentuk pengejawantahan terhadap Kesusilaan yang terdapat dalam diri tiap manusia.

Kesadaran ini pula menunjukkan bahwa manusia mempunyai daya hidup ilahi disamping daya hidup duniawi. Daya hidup ilahi yang mengharuskan manusia hidup selaras dengan Jalan Suci Tuhan. Sedangkan daya hidup duniawi manusia harus senantiasa mentaati Hukum Tuhan. Apabila manusia melanggar apa yang telah menjadi kodrat kemanusiaannya maka malapetaka akan menimpa padanya.

Dalam kehidupan manusia, Hukum Tuhan dan Jalan Suci Tuhan diwujudkan dengan apa yang disebut Kesusilaan/ Lee, maka dikatakan, Jalan Suci, Kebajikan, Cinta Kasih dan Kebenaraan, Kebijaksanaan tanpa Kesusilaan, tidak dapat menyempurnakan pendidikan/ agama.Tata susila adalah sarana yang memberi kesiapan besar mengembangsuburkan Kebajikan. Makna mulia Kesusilaan, melepaskan manusia dari hal yang buruk, dan mengembangkan jati dirinya yang indah, menjadikan orang lurus di dalam diri beroleh kelancaran dalam melakukan sesuatu untuk orang lain. Maka seorang susilawan yang memiliki Kesusilaan itu, di luar menciptakan keharmonisan, dan di dalam tidak menimbulkan penyesalan. Maka tiada sesuatu yang tidak merindukan Cinta Kasih, dan Tuhan Yang Maha Roh berkenan menerima Kebajikannya. Kesusilaan merupakan tanggul , benteng pertahanan manusia terhadap perbuatan atau perilaku maksiat. Maka dikatakan, seorang Susilawan membangun Kesusilaan untuk menanggul kebajikan. Diterapkan hukuman untuk menanggul perilaku maksiat dan diungkapkan Firman Thian untuk menanggul keinginan buruk. Oleh karena kesusilaanlah yang membedakan manusia dengan hewan.



sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

2 comments:

martos said...

mudah-mudahan kita menjadi manusia sejati.
bwalking

ONE-HOT said...

Charles Robert Darwin ( 1809 - 1873 ) dengan teori evolusinya pernah menyatakan bahwa manusia adalah hewan kera yang selama jutaan tahun mengalami perubahan secara perlahan-lahan atau dengan istilah berevolusi, membentuk makhluk yang lebih sempurna yang disebut sebagai manusia sekarang ini....

Manusia jelas berbeda dengan binatang, perbedaaanya bukan hanya karena manusia memiliki roh, yang keadaannya akan selalu abadi dan tidak dapat musnah, dimana roh itu akan tetap hidup untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan tubuh dan jiwa semasa menjalani kehidupan didunia ini, dan akan kembali kepada sang pencipta-Nya kelak, sedangkan binatang hanya memiliki tubuh dan nyawa saja. http://goo.gl/i29NSa

Namun perbedaan itu juga sangat-sangat jelas terletak pada akal, pikiran dan rasa, yang akan menggerakan jiwa (nyawa) dan raga, dimana nantinya rohlah yang akan memepertanggungjawabkan semua keinginan dan perbuatan dari raga dan jiwa tersebut.
http://sk-onehot.blogspot.com/2014/09/Perbedaan-Manusia-dengan-Binatang.html

Post a Comment