Wednesday, December 29, 2010

Tradisi Tionghoa Laki-laki Berdiri di Kiri dan Wanita di Kanan


share on facebook
Font Re-Size
oleh : Ivanie St

untuk menjawab pertanyaan sahabat tentang letak cincin pada artikel disini

Di Tiongkok "laki-laki berdiri di kiri dan wanita di kanan" seolah-olah sudah menjadi kebiasaan masyarakat Tiongkok, dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang. Kalau ke WC, lelaki masuk pintu kiri, dan wanita masuk pintu kanan. Kalau mengenakan cincin, laki-laki di tangan kiri, dan wanita di tangan kanan. Selain itu, apabila sepasang suami istri mengambil foto, atau menghadiri upacara tertentu, biasanya suami di sebelah kiri dan istri di sebelah kanan. Kalau terbalik, bisa ditertawai karena dianggap melanggar adat istiadat "laki-laki di kiri dan wanita di kanan".

Bagaimana terjadinya adat istiadat itu? Konon ketika leluhur bangsa Tionghoa Pangu meninggal dunia, organ-organ badannya menjelma menjadi matahari, bulan, bintang, gunung, sungai serta jiwa di bumi. Mata kiri Pangu menjadi dewa mata hari, mata kanannya menjadi dewi bulan. Adat istiadat "laki-laki di kiri, dan wanita di kanan" berasal dari cerita itu. Kedua dewa yang masing-masing mewakili matahari dan bulan itu siapa? Dewa matahari namanya Fuxi, dewi bulan namanya Nuwa, keduanya adalah dewa dalam dongeng rakyat Tiongkok.

Selain itu, adat istiadat "laki-laki di kiri, wanita di kanan" berhubungan erat dengan pandangan filsafat rakyat di zaman kuno. Para ahli filsafat kuno Tiongkok berpendapat, di dunia terdapat dua energi. Satu disebut Yang, dan yang satu lagi disebut Yin. Semua hal ikhwal di dunia alam ini bisa diuraikan menjadi Yin dan Yang. Misalnya besar dan kecil, panjang dan pendek, atas dan bawah, kiri dan kanan. Yang besar, panjang, atas dan kiri adalah Yang, sedangkah hal-hal yang kecil, pendek, bawah dan kanan adalah Yin.

Laki-laki yang dianggap kuat digolongkan sebagai Yang. Ia berdiri di sebelah kiri wanita yang dianggap lemah dan termasuk Yin di kanannya. Ini juga merupakan salah satu asal usul adat istiadat "laki-laki di kiri, wanita di kanan".

Dalam masyarakat feodal Tiongkok, semua hal ikhwal terbagi ke dalam hormat dan hina serta tinggi dan rendah, tak kecuali arah Timur, Barat, Selatan dan Utara, serta depan, belakang, kiri dan kanan.

Pada zaman kuno Tiongkok, kaisar adalah yang paling tinggi. Ia duduk menghadap ke Selatan dan membelakangi Utara. Di sebelah kirinya adalah Timur. Maka sementara kita menghormati arah Timur, posisi kiri juga ikut menjadi anggun. Kamar merupakan bagian paling penting dalam perumahan rakyat.

Di Siheyuan, yaitu perumahan dengan pekarangan segi empat di tengahnya yang merupakan perumahan tradisional di Beijing semuanya berlantai satu, tidak ada bangunan bertingkat. Rumah paling penting dalam Siheyuan adalah Zhengfang, atau rumah resmi, yaitu kamar-kamar mengarah selatan ,disebut pula Shangfang, atau rumah kehormatan. Karena roh peringatan leluhur ditempatkan di tengah rumah Zhengfang, maka kamar Zhengfang berstatus paling tinggi di seluruh rumah Siheyuan. Rumah Zhengfang terdiri dari tiga kamar, di tengah-tengah adalah ruang untuk menghormat leluhur, kamar kiri di sisi timur untuk kakek dan nenek , dan kamar kanan di sisi barat untuk ibu dan ayah. Kamar di sisi kiri lebih besar daripada kamar di sisi kanan. Itu juga adalah pengaruh dari adat istiadat menghormati kiri.

Mengenakan cincin juga mempunyai aturan sendiri. Publik pada umumnya menganggap, kiri menandakan kewibawaan dan kekuatan, kanan menandakan kelemahan dan perhatian. Maka pemakaian cincin juga dibedakan. Laki-laki memakai cincin di tangan kiri, wanita di tangan kanan.

Disamping itu, kalau cincin dikenakan di jari telunjuk oleh seorang , itu pertanda bahwa ia sedang mencari jodoh. Kalau cincin itu dikenakan di jari manisnya , pertanda bahwa pria itu sudah menikah. Sedangkan wanita pada umumnya tidak mengenakan cincin pada jari telunjuknya. Baik laki-laki maupun perempuan bila mengenakan cincin pada jari kelingkingnya masing-masing di tangan kiri dan tangan kanannya , itu adalah pernyataan tegas bahwa dirinya masih belum punya pasangan. Kalau berhubungan dengan orang lain, sebaiknya memperhatikan di mana orang tersebut memakai cincinnya, dan menghormati adat istiadat ini supaya dapat bergaul dengan baik.

Menurut adat istiadat Timur, kalau sepasang suami isteri harus menandatangani sebuah dokumen, nama suaminya pasti harus di depan, dan disusul dengan nama istrinya . Tapi lain di Barat yang menjunjung kebiasaan lady first. Ada satu pepatah Tiongkok berbunyi, memasuki negara lain harus mengikuti kebiasaan negara itu. Dengan mengikuti adat istiadat ini, kalau Anda datang ke Tiongkok, Anda akan dapat dengan cepat membaur dengan masyarakat Tiongkok.


Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

1 comments:

ehm kommunika said...

info yg sangat menarik sob ttg budaya tionghoa...jadi nambah ilmu pengetahuan,,keep blogging...

Post a Comment