Saturday, December 4, 2010

Sebuah Kebanggaan


share on facebook
Font Re-Size
Alkisah, Beberapa Tahun yang silam. 

Seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta.

Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah setengah baya. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. 

”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda.

“Oh…saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore untuk menengok anak saya yang ke dua ”, jawab ibu itu. 

”Wouw… hebat sekali putra ibu”, pemuda
itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya. ”

Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu? Bagaimana Dengan kakak adik-adik nya ?” 

”Oh ya tentu”, si Ibu bercerita : 

”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat berkerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, dan yang ke tujuh menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi terkemuka Semarang. 

”” Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. 

”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar. ” kata sang Ibu.

Pemuda itu segera menyahut, “ Maaf ya Bu… mungkin ibu agak kecewa ya dengan anak ibu yang pertama, karena adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya,sedang dia menjadi seorang petani ?”

Apa jawab sang ibu..???

Apakah anda ingin tahu jawabannya..???


Dengan tersenyum ibu itu menjawab :

” Ooo …tidak, tidak begitu nak….

Justru saya SANGAT BANGGA dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani ”… Pemuda itu terbengong….


Hikmah yang bisa dipetik Semua orang di dunia ini penting.

Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai.

Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting di dunia ini bukanlah Siapakah kamu tetapi Apa yang sudah kamu lakukan untuk orang lain?"




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

4 comments:

Anisayu said...

Aku suka se x cerita di atas,,,,dan aku jd semangat ga mau kalah selagi itu baik......

Me and Confucius said...

Terimakasih Commentnya.. Jia Yo..

Zona Indonesia said...

Keren sekali ceriteranya.. betapa kayanya si Sulung .. dengan hanya bertani bisa membiayai sekolah adik2nya.. maksud sy "kaya hatinya" .. Peace :)

Anonymous said...

^^ aku juga suka sekali ceritanya

boleh izin untuk diceritakan kembali ke anak ku?

Post a Comment