Thursday, December 2, 2010

Seputar AIDS & Cara Menyikapinya


share on facebook
Font Re-Size
AIDS merupakan penyebab kematian yang paling mematikan. Salah satu pencetusnya adalah penggunaan narkoba. Si pengguna narkoba bisa tertular AIDS dari jarum suntik yang digunakan secara bergantian.


Dari waktu ke waktu pemahaman masyarakat Indonesia mengenai HIV/AIDS sudah cukup baik. Namun, apakah itu menjamin pola hidupnya terbebas dari infeksi virus menular ini? Pasalnya, kesadaran masayarakat mengenai hal-hal yang dapat mencegah terinfeksinya tubuh oleh virus HIV masih rendah. Kondisi inilah yang mendorong tingkat kasus masih tinggi. Pada tahun ini, tercatat sebanyak 14.628 orang telah tertular virus in, 5.813 positif HIV dan 9.689 AIDS.


Permasalahan tentang narkoba merupakan permasalahan yang tidak kunjung selesai dan menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan bangsa. Lalu timbul pertanyaan, jika obat-obatan itu merugikan, kenapa obat-obatan itu harus dibuat? Perlu diketahui, obat-obatan yang dikonsumsi penggunaan penyalahgunaan narkoba awalnya diciptakan ilmuwan sebagai obat yang digunakan untuk penyembuhan penyakit. Misalnya, menghilangkan nyeri, pusing dan penawar rasa sakit sebelum dioperasi. Tetapi seiring berjalannya waktu, obat-obatan yang digunakan untuk kesehatan ini disalahfungsikan penggunaannya oleh sejumlah oknum.


Kita sering mendengar orang tua mengatakan pada anaknya “Jangan pakai narkoba”. Banyak orang yang salah mengartikan tentang narkoba tersebut. Sebenarnya narkoba ini bukan dihilangkan pemakaiannya, tetapi yang harus dihilangkan dan diperangi adalah penyalahgunaan dari narkoba itu sendiri. Selain dosis, penyalahgunaan obat juga terletak pada cara pemakaian obat. Misalnya ganja yang pemakaiannya seharusnya menggunakan jarum suntik untuk membius pasien, tetapi dilinting, dibakar, dan diisap sehingga menimbulkan efek lebih kuat pada manusia.


Narkoba atau bisa juga disebut dengan napza (narkotik, psikotropika dan zat adiktif) ini di dalamnya terkandung zat-zat yan berguna untuk menyembuhkan penyakit.


“salah satunya adalah zat psikotropika, yaitu zat yang memengaruhi mental prilaku seseorang. Jika obat-obatan ini disalahgunakan pemakaiannya, maka akan menimbulkan bahaya bagi si pemakai. Pada penggunaan yang salah, obat-obatan itu bisa menimbulkan kenikmatan bagi pemakainya , menimbulkan efek “fly” atau rasa riang, menambah rasa percaya diri dan halusinasi yang berlebihan, dikarenakan obat tersebut bekerja langsung menyerang otak yang merusak sistem susunan saraf. Selain itu, obat-obatan juga menyerang ke bagian organ tubuh lainnya.


Dosis yang berlebihan dalam penggunaan, serta pemakaian yang terus-menerus, lama-kelamaan akan menimbulkan ketergantungan bagi si pemakai. Jangan sampai kita menganggap narkoba itu gampang untuk disembuhkan. Tidak segampang itu! Prosesnya akan sangat panjang untuk bisa benar-benar sembuh dari ketergantungan.


Banyak dampak yang ditimbulkan dari adanya penyalahgunaan pada narkoba. Dampak bagi diri sendiri, yaitu timbulnya ketergantungan atau ketagihan karena mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan terus-menerus. Jika sudah sampai pada tahap ini, pemakai rentan untuk menjadi pelaku kejahatan. Mereka nekat mencuri bahkan membunuh untuk mendapatkan uang untuk membeli obat-obatan. Selain itu para penyalahgunaan narkoba juga kan mengalami gangguan mental. Mereka cenderung menutup diri, tidak mudah bergaul. Penyakit yang dapat mudah menyerang antara lain, batuk, dan terparahnya adalah kematian akibat overdosis.


So, kita sudah tau tentang bagaimana bahayanya menggunakan narkoba. Jangan pernah deh sekalipun kita mencoba narkoba, kalau kehidupan kita tidak mau hancur karenanya.


“Jangan hancurkan masa depanmu karena sebuah DIA (narkoba), jangan kecawakan orang tuamu karena DIA (narkoba) jangan rusak dirimu karena DIA (Narkoba), dan jangan permalukan Agama mu karena DIA (narkoba)”.


“Nabi bersabda, bila orang tidak mau berfikir tentang kemungkinan yang masih jauh, kesusahan itu tentu sudah berada di dekatnya.”
(Sabda Suci XV : 13)



AIDS  singkatan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;    atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.

Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Gejala dan komplikasi

Gejala-gejala utama AIDS.

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.  HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.

Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.   

Sejarah

AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.

Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat.

Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun.

Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging.

Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio.  

Dari pengetahuan diatas , kita mengetahui bagaimana  penularan penyakit ini , maka kita dapat menghindari dan tahu mana yang benar mana yang salah, mana yang boleh kita lakukan mana yang tidak dan kita harus hati-hati terhadap faktor penyebabnya.

Misal , jika kita pergi ke dokter , pastikan jarum yang digunakan adalah jarum yang steril, bukan jarum yang telah digunakan untuk pasien yang lain.

Hal ini juga perlu diperhatikan pada saat vaksinasi massal , dimana diberikan secara gratis, terutama  pada anak anak usia sekolah . Orangtua harus ikut mengawasinya.



Perlu di ketahui AIDS tidak menular melalui sentuhan langsung. So, Jangan jauhi penderitanya tapi hindari penyakitnya.




sumber : Ws. Lucia Herawati & disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

0 comments:

Post a Comment