Friday, December 24, 2010

Presiden Buka Munas XVI Matakin


share on facebook
Font Re-Size
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Kamis (23/12) siang, menghadiri acara Pembukaan Musyawarah Nasional XVI Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Matakin sendiri sudah berdiri sejak 16 April 1955.

Munas je-16 Matakin yang akan berlangsung dari 23-25 Desember 2010 ini mengambil tema 'Dengan Spirit Zhi Ren Yong, Kita Bangun Umat Khonghucu yang Pancasilais, Beriman dan Berbudi Pekerti Luhur.'

Ketua Umum Matakin Ws. Budi S. Tanuwibowo dalam laporannya mengatakan, proses pencatatan sipil agama Khonghucu sudah selesai. "Tidak ada keluhan yang didengar oleh Matakin," ujar Budi. Proses Kartu Tanda Penduduk (KTP) juga sudah selesai, kecuali untuk wilayah Sumut, Tangerang Selatan, dan Bandung Selatan. "Pendidikan agama Khonghucu juga sudah ada. BSNP juga sudah menerima standar pendidikan Khonghucu. Namun, masih perlu bantuan agar sertifikasinya disetujui," Budi menjelaskan.

Selain itu, Budi juga mengimbau umat Khonghucu agar jangan mendua hati, dan harus Pancasilais serta mencintai NKRI tanpa kompromi. "Apa yang kita dapat dari negara, harus dibayar berlipat," ia menegaskan.

Pada kesempatan yang sama, dalam sambutannya Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, tema yang diambil kali ini sangat relevan dengan kebijakan pemerintah yang tengah membangun karakter bangsa yang tengah terpuruk. "Kontribusi semua pihak sangat diperlukan sehingga ke depan bangsa ini menjadi lebih arif dan bijaksana, tulus dan ikhlas dalam mengabdi," ujar Agung.

Pemerintah, lanjut Agung, melindungi kebebasan beragama karena ini merupakan hak dasar manusia. Namun, hendaknya tetap toleran kepada keberagaman. "Agama merupakan pilar utama dalam pembangunan karakter bangsa," Agung menjelaskan.

Agung menambahkan, dalam menangani konflik keagamaan, pemerintah lebih mengedepankan pendekatan persuasif, mengutamakan dialog, dan mengembangkan pemahaman keagamaan yang moderat. "Saya mengajak seluruh umat beragama untuk terus meningkatkan pembinaan internal umat masing-masing, meningkatkan silaturahmi, merajut kebhinekaan dan menjalin persaudaraan, sehingga lahirlah keharmonisan yang tulus dalam bingkai Unity in Diversity," kata Agung.

Sementara itu dalam sambutannya Presiden SBY mengucapkan terima kasih dan cukup terkesan dengan kegigihan Ketua Umum Matakin dalam memperjuangkan umat Khonghucu di Indonesia. "Saya terkesan dengan kata-kata bijak dan kegigihannya untuk memperjuangkan kepentingan umat Khonghucu," kata SBY di awal sambutannya.

Pemerintah saat ini terus berupaya menuntaskan apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu, dalam hal ini Gus Dur dan Megawati Soekarno Putri, untuk menghentikan kebijakan yang diskriminatif. "Yang harus saya selesaikan akan saya selesaikan. Mudah-mudahan dari yang kita capai tinggal sedikit yang tidak kita capai," Presiden menjelaskan.

Kepala Negara juga menekankan bahwa selaku rakyat Indonesia harus menjunjung tinggi 4 pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. "Kita semua tidak boleh dibedakan secara negatif karena faktor agama, etnis, suku, dan sebagainya. Semuanya satu, bangsa Indonesia," SBY menegaskan.

Usai sambutan dan pemukulan tambur sebagai tanda dibukanya Munas, Presiden dan Ibu Negara langsung menuju halaman Kelenteng Kong Miao, Rumah Ibadat Agama Khonghucu, yang terletak di sebelah Keong Mas dan baru diresmikan untuk menanam pohon Cemara.

Tampak hadir sejumlah menteri KIB II, diantaranya Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Seskab Dipo Alam. (yun)




sumber : disini


Please write a comment after you read this article. Thx..!!

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini.
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

0 comments:

Post a Comment