Saturday, December 25, 2010

Memikirkan Orang Lain Sebelum Diri Sendiri


share on facebook
Font Re-Size
Cerita ini terjadi di masa Dinasti Qing pada 2500 tahun yang lalu, saat musim salju di negri Tiongkok. Salju terus turun selama tiga hari tiga malam tanpa henti.

Adipati Jing, menikmati pemandangan salju yang turun dan terhampar di rumahnya yang nyaman, menyelimuti diri dalam mantel bulu rubah yang hangat dan tebal. Terpesona oleh pemandangan yang indah diluar jendela, ia berharap salju akan terus turun beberapa hari kedepan.

Yan Ying, penasihatnya, masuk ke dalam ruangan. Dia memperhatikan Adipati Jing, dan kemudian matanya mengarah keluar jendela. Adipati Jing berkata dengan kagum, “Sudah turun salju tiga hari tiga malam, namun tidak terasa dingin sama sekali, malahan terasa indah seperti musim semi!”

Melihat Adipati Jing terbungkus mantel bulu tebal dengan nyamannya, Yan Ying bertanya padanya, “Apakah Anda yakin, saat ini tidak dingin?” Adipati Jing menganggukan kepalanya.

Yan Ying melihat Adipati Jing tidak faham akan pertanyaan yang diajukan dirinya. Lalu Yan Ying berkata, “Inilah yang saya dengar tentang raja-raja bijaksana di masa lampau, saat mereka makan, mereka memikirkan mereka yang kelaparan, saat berpakainan hangat, mereka akan ingat pada yang kedinginan, saat mereka merasa nyaman, mereka teringat pada mereka yang menderita. Bagaimana Anda bisa untuk tidak memikirkan orang lain? Adipati Jing tertunduk malu, menyadari kesalahannya.

Berbelas kasih pada orang lain, dan memikirkan orang lain sebelum diri sendiri, adalah sebuah kebajikan yang diajarkan dalam budaya Tionghoa luhur.



sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

0 comments:

Post a Comment