Sunday, January 9, 2011

Konfusius di Dalam Berpolitik


share on facebook
Font Re-Size
Konfusius/Confucius adalah seorang yang apa adanya dan pendiam di rumah, tapi cerdas dan fasih berbicara dalam rapat-rapat pemerintahan dan pesta protokoler. Dia tampil meyakinkan di antara pejabat tinggi, tapi akrab dengan pejabat yang berkedudukan lebih rendah. Dia penuh sopan santun tetapi tidak kaku, lembut tetapi stabil, dihormati dan mudah didekati. Dia tidak pernah memberikan kesimpulan yang tidak masuk akal, atau pendapat yang membingungkan, dan tidak pernah melihat sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.

Zilu juga ditunjuk menjadi pejabat pemerintahan. Di suatu musim semi, Bangsawan Duke mengumpulkan sekelompok pekerja untuk menggali kanal guna mencegah banjir. Karena bersimpati pada para pekerja, Zilu menyiapkan makanan untuk mereka dengan uangnya sendiri. Ketika Konfusius mendengar hal ini, dia mengirim Zigong untuk menghentikannya. 

“Mereka bekerja untuk si bangsawan,” kata Zigong. “Guru bertanya-tanya mengapa kamu bersimpati pada mereka?”

Zilu marah dan pergi menemui Konfusius.

“Bukankah anda mengajar kami untuk bersikap baik dan murah hati, Guru?” tanyanya. “Murah hati berarti berbagi. Apa salahnya saya berbagi apa yang saya punya dengan para pekerja itu?”

“Kamu terlalu naif, Zilu,” jawab Konfusius. “Saya pikir kamu mengerti politik, ternyata tidak. Kamu bertindak karena maksud baik. Tapi kamu kelewat batas. Mereka bekerja untuk Bangsawan Ding. Mereka dibayar olehnya. Itu adalah kewajibannya. Kamu telah melanggar haknya. Kamu telah melanggar norma.”

Begitu Konfusius menyelesaikan kata-kata itu, seorang utusan Bangsawan Ding datang memaki dia. “Yang mempekerjakan mereka adalah Yang Mulia. Mengapa kamu menyuruh muridmu memberi mereka makanan? Apakah kamu ingin merebut mereka dari Yang Mulia?”

Kesalahpahaman seperti itulah yang ingin dihindari oleh Konfusius. 

Dalam perjalanan ke negara lain, Zigong menebus orang senegaranya yang menjadi budak di sana, membawanya pulang, dan membebaskannya. Menurut hukum negara Lu, Zigong pantas dihargai. Namun ketika para pejabat memberinya penghargaan, dia menolaknya.

“Kamu salah, Zigong,” kata Konfusius. “Penghargaan itu dimaksud untuk memberikan insentif pada masyarakat untuk berbuat baik. Menerimanya tidak akan mempengaruhi reputasimu. Sebaliknya, penolakanmu bisa jadi menyurutkan niat orang lain untuk membantu rekan senegaranya dalam keadaan yang serupa. Jangan memberikan contoh yang sulit diikuti orang lain.”



Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.

1 comments:

Anonymous said...

Menarik banget, terima kasih.

Post a Comment