Tuesday, September 21, 2010

Burung Hantu dan Belalang


share on facebook
Font Re-Size
Burung hantu selalu tidur di siang hari. Setelah matahari terbenam, ketika cahaya merah memudar dari langit dan perlahan-lahan bayangan naik dia menggeliat dan berkedip dari lubang pohon tua. Sekarang dia berseru "hoo-hoo-hoo-oo-oo" bergema melalui kayu yang rimbun dan ia mulai berburu serangga, kumbang, katak dan tikus sebagai makanan kesukaannya.

Saat ini ada seekor burung hantu tua yang galak, terutama jika ada yang mengganggu saat ia tidur. Suatu sore musim panas yang hangat saat ia tertidur jauh di dalam lubang pohon tua, belalang di dekatnya mulai menyanyikan lagu gembira namun sangat menyesakkan telinga. Burung hantu tua menengok dari lubang pohon yang digunakan sebagai pintu dan jendela. 




"Pergi dari sini, tuan," katanya kepada belalang tersebut. "Apakah Anda tidak memiliki sopan santun? Anda setidaknya harus menghormati usia saya dan membiarkan saya tidur dengan tenang! "

Tapi Belalang menjawab dengan kasar bahwa adalah juga haknya di tempat ini saat matahari bersinar sama di pohon tua. Lalu ia meneriakkan suara lebih keras dan lagu berisik yang menjadi-jadi.

Burung hantu tua yang bijak tahu benar bahwa tak ada gunanya berdebat dengan Belalang keras kepala ini. Selain itu, matanya semakin rabun untuk memungkinkan dirinya menghukum Belalang. Akhirnya dia melupakan semua kata keras dan kembali berbicara dengan sangat ramah kepadanya.



"Tuan yang baik hati," katanya, "jika saya harus tetap terjaga, saya akan datang untuk menikmati nyanyian Anda. Tapi saat ini saya memiliki anggur lezat di sini, kiriman dari Olympus, saya kira merupakan minuman Apollo sebelum ia menyanyi untuk para dewa tinggi. Silahkan datang dan rasakan minuman lezat ini dengan saya. Saya tahu itu akan membuat Anda bernyanyi seperti Apollo . "

Belalang bodoh itu terhanyut oleh kata-kata sanjungan burung hantu. Akhirnya dia melompat ke sarang burung hantu, begitu belalang cukup dekat dalam jangkauan penglihatan, ia menerkam dan memakannya.



Makna dari kisah ini: Pujian terkadang bukanlah bukti kagum yang sesungguhnya. Jangan biarkan pujian melambungkan Anda sehingga lengah melawan musuh.

Kisah ini adalah bagian dari Seri Dongeng Aesop
Aesop adalah seorang pendongeng yang konon hidup 600 tahun sebelum Masehi. Dongeng-dongengnya selalu mengajarkan kebaikan atau kebijakan untuk manusia.


sumber : Erabaru

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

0 comments:

Post a Comment