Monday, September 13, 2010

Genta/Bok Tok/Mu Duo - Lambang Agama Khonghucu


share on facebook
Font Re-Size



Pernahkah kita melihat gambar ini..?


Mungkin bagi teman-teman yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan agama Khonghucu pasti tahu gambar ini. Ini merupakan lambang agama Khonghucu di "Indonesia" seperti halnya lambang "Salib" untuk umat Kristen atau "Bulan Bintang" untuk umat Islam dan sebagainya. Namun tahukah kalian tentang Asal Usul dan Makna yang tersimpan didalam Boktok. Berikut sedikit penjelasan tentang sejarah dan maknanya:

Berdasarkan konggres pertama di Yogyakarta, 12 April 1923, dibentuk Khong Kauw Tjong Hwee (Majelis Pusat Agama Khonghucu), dan pada tgl. 25 - 26 September 1924 di Bandung diadakan kongres khusus membahas Tata Agama dan Tata Laksana Upacara, pada tanggal 16 April 1955 Khong Kauw Tjong Hwee (Majelis Pusat Agma Khonghucu) berganti nama menjadi Majelis Tinggi Agama Khonghucu dan disusun pula AD ART nya. Lembaga pusat dgn nama Matakin dan lembaga di daerah dgn nama Makin, dan lambang yang dipakai adalah "GENTA", diambilnya lambang ini berdasarkan : ayat Lun Yu (Sabda Suci) III : 24 : 3, "...Saudara-saudaraku mengapa kalian bermuram durja karena kedudukan? Sudah lama dunia ingkar dari Jalan Suci, kini Tuhan YME menjadikan Guru(Kongzi) selaku Bok Tok (Genta)."

Genta adalah suatu alat pemberitahuan/panggilan untuk rakyat agar berkumpul untuk mendengarkan pengumuman/berita/perintah/maklumat yg dikeluarkan oleh kaisar/raja. Semua pengumuman yg dikeluarkan oleh kaisar/raja pada jaman dahulu dianggap sebagai hukum/perintah yg harus ditaati oleh rakyatnya.




Genta/Mu Duo : terbuat dari logam, tetapi pemukulnya menggunakan kayu, oleh karena itu dinamakan Mu Duo/Bok Tok, Mu/Bok = artinya kayu. Sedangkan Duo/Tok = artinya genta yang terbuat dari logam, karena itu huruf Duo/Tok terdapat unsur logamnya.




Jadi jelas lambang Genta memberi arti : bahwa Nabi Khongcu diutus oleh Tian untuk memberitahukan/menjelaskan/menyebarkan tentang Firman/ perintah Tian , maka di Indonesia berdasarkan kongres pada waktu itu menetapkan "GENTA" sebagai lambang lembaga agama Khonghucu yg ada di Indonesia.

Ketentuan2 lambang Genta :
- Gantungan genta memiliki tiga lekukan yang melambangkan : TRIPUSAKA :
Zhi Ren Yong : 知 仁勇: Bijaksana, Cinta Kasih & Berani.

- Didalam genta terdapat tulisan : Zhong Shu : 忠 恕 : Satya dan Tepasarira,
Satya pada Firman Tian merupakan hubungan Vertikal manusia dengan Tian/Tuhan YME
dan Tepasarira hubungan dengan manusia yang merupakan hubungan horizontal.

Tepasarira (恕) 己所不欲,勿施於人 apa yg diri sendiri tidak diinginkan,
jangan berikan pada orang lain.

Zhongshu diambil dari ayat suci
Lun Yu (Sanda Suci) IV : 15 : 吾道一以貫之. = Jalan Suciku satu yang
menembusi semuanya, yakni zhong shu 忠恕- Satya dan Tepasarira.

- Diatas tulisan Zhong Shu Ini ada gambar/ornamen wan li chang zhen/
tembok china yg jumlahnya ada lima : melambangkan Ren Yi Li Zhi Xin,仁義
禮智信= Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, Kebijaksanaan dan Dapat
Dipercaya.

- Sedangkan gambar wan li chang chen dibawah huruf zhongshu jumlahnya
ada tujuh : melambangkan Qi Jing : Tujuh perasaan yang ada pada
manusia : 喜怒哀懼愛惡欲 = gembira,marah, sedih, takut, asmara (birahi),
sifat buruk(jahat) & keinginan.

- Tumpuan genta/kaki genta terdiri dari lima buah, melambangkan lima
hubungan manusia di dunia : wu lun : 五倫:君臣,父子, 夫婦,兄弟,朋友。
atasan dgn bawahan, orangtua dgn anak, suami dgn istri, kakak dgn adik,
teman dgn sehabat.

Adapun lambang GENTA yg kita tahu sekarang nampak berbandul, sebenarnya Mu Duo/Bok Tok tidak memiliki bandul, namun dulu para pakar agama KHC di Indonesia memberi alasan bahwa pemukul kayu itu disimpan dgn digantungkan di dalam genta sehingga nampak seperti genta yang berbandul atau dgn kata lain seperti lonceng/bel.

Lambang genta yg sekarang sekalipun bukan lonceng/bel, dengan lambang yg nampak maka genta tersebut sedang dalam keadaan tidak berbunyi, atau tidak sedang aktif menggemakan Firman Tian, karena pemukul kayunya sedang disimpan menggantung di dalam Genta. Oleh karena itu kita harus membunyikannya agar ajaran Khonghucu ini bisa terdengar hingga seluruh dunia. (Chew Kong Giok)

Berikut adalah Makna/Arti Boktok dalam AD/ART MATAKIN (Majelis TInggi Agama Khonghucu Indonesia)




BAB XII
LAMBANG & HARI PERINGATAN MATAKIN
Pasal 19

19.1 Lambang/panji/atribut Majelis berupa gambar Genta berwarna
kuning yang di tengahnya bergambar huruf Zhong Shu 忠恕
berwarna putih. Genta dan 忠恕 Zhong Shu tersebut dibuat di atas
dasar warna merah, dengan perbandingan tinggi dengan lebar
adalah tiga berbanding dua.

19.2 Genta melambangkan Nabi Khongcu, Kong Zi 孔子, atau Confucius,
yang oleh Tuhan telah diutus dan dijadikan Tian Zhi Mu Duo 天之木
铎 atau Genta Rohani Penyedar Kehidupan Manusia dengan tujuan
menuntun umat manusia agar selalu dapat hidup di dalam Jalan
Suci yang difirmankan Tian 天. Genta juga merupakan perlambang
dari ajaran dan semangat agama Khonghucu.

19.3 忠Zhong bermakna Satya, yang secara vertikal menjalinkan
hubungan antara manusia dengan Khaliknya, sedangkan Shu 恕
bermakna Kasih Tepasalira, yang secara horizontal menjalinkan
manusia kepada seluruh mahluk dan alam semesta.

19.4 Warna Kuning melambangkan harapan dan keagungan, warna
putih melambangkan kesucian, sedangkan warna merah
melambangkan kebahagiaan dan keberanian, di atas dasar
Kebenaran.

Diatas telah disebutkan bahwa lambang genta merupakan lambang Agama Khonghucu di Indonesia. Sedangkan di luar Indonesia Confucianism atau ajaran Khonghucu tidak menggunakan lambang ini.


Catatan :
Menurut Bpk Chew Kong Giok 周光玉 Genta di Makin Bandung dulu tidak memiliki bandul, alasannya : ketika beliau ikut berdiskusi dgn para sesepuh & tokoh2 Makin Bandung dalam suatu forum teosofi. Para sesepuh menjelaskan bahwa, genta sesungguhnya lambang dari jantung/hati karena di dalam hati itulah terdapat Firman Tian. Firman Tian sudah ada di dalam hati manusia dan itu harus dibunyikan oleh pemukul kayunya, pemukul kayu itu adalah diri kita pribadi masing yg harus membunyikannya yang diaplikasikan dalam perbuatan manusia itu sendiri.

Jantung/hati manusia tidak boleh diguncang/digoyangkan seperti kita membunyikan lonceng/bel, jika diguncangkan bunyinya bukan berasal dari pribadi kita, tetapi pengaruh dari luar. Untuk tidak memberi kesan lambang Genta sebagai lonceng/bel, maka di Makin Bandung. sejak jaman dulu tidak memakai bandul, namun belakangan setelah para generasi muda melanjutkan lambang genta ini dirubah menjadi ada bandulnya, dgn alasan mengikuti MATAKIN.

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

0 comments:

Post a Comment