Monday, September 27, 2010

Kemahiran Sejati


share on facebook
Font Re-Size
Li Bao adalah seorang mahaguru seni memanah. Suatu pagi, dia mengundang murid terbaiknya untuk menyaksikan peragaan keahliannya memanah. Sang murid telah menyaksikannya ratusan kali, walaupun demikian ia tetap mematuhi titah gurunya.

Mereka pergi ke hutan di sebelah biara. Ketika mereka sampai di dekat pohon oak yang besar, Li Bao mengambil bunga yang ia selipkan di bajunya, lalu menaruhnya di salah satu cabang pohon itu. Ia lalu membuka tasnya, dan mengeluarkan tiga buah benda; busurnya yang megah, yang terbuat dari kayu bermutu, anak panah, dan saputangan warna putih dengan bordir bunga bakung.

Dia mundur seratus langkah dari pohon tempat ia meletakkan bunga. Berhadapan dengan targetnya, dia meminta muridnya untuk menutup matanya dengan saputangan bordiran.

Sang murid lalu melaksanakan perintah gurunya.

”Seberapa sering kau menyaksikan aku berlatih olahraga panah ’warisan leluhur’
yang mulia ini?” Li Bao bertanya kepadanya

”Setiap hari,” muridnya menjawab. ”Dan biasanya guru selalu memanah bunga itu
dalam jarak 300 langkah.”

Dengan mata tertutup saputangan, Li Bao memasang kuda-kuda, menarik tali busur, dan dengan perkiraannya, membidik bunga yang ditaruh di cabang pohon oak, lalu melepaskan panahnya.
Panah itu melesat di udara, namun bahkan tidak menancap di pohon, meleset
dengan sangat memalukan dan jauh dari sasaran.

”Apakah aku berhasil memanah bunga itu?” tanya Li Bao sambil membuka ikatan
saputangan yang menutup matanya.

”Tidak guru, guru benar-benar meleset, ” muridnya menjawab. ”Saya mengira guru akan memperlihatkan kekuatan fikiran dan kemampuan guru bermain sulap kepada saya.”

”Aku baru saja mengajarkan kepadamu pelajaran yang paling penting mengenai kekuatan fikiran”.

”Ketika kamu menginginkan sesuatu, pusatkan fikiranmu hanya kepada hal tersebut, tak ada yang dapat mencapai tujuan yang tak nampak."


sumber : message from GEMAKU

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

0 comments:

Post a Comment