Monday, August 16, 2010

Kisah Sebatang Pohon


share on facebook
Font Re-Size

Dahulu kala, ada sebuah pohon yang sangat besar


Pohon itu menyukai seorang anak kecil, anak tersebut
datang dan bermain setiap hari disekitar pohon itu.



Dia memanjat keatas pohon,



Memakan apel,

dan berbaring dibawah bayangan pohon

Dia menyukainya, pohon itu sangat senang

Waktu berlalu...

Suatu hari, anak tersebut datang kembali kepada sang Pohon
Pohon tersebut berkata "Kemari dan bermainlah bersamaku"

"Aku bukan anak kecil lagi, aku tidak bermain di sekitar
pohon lagi"
"Aku ingin mainan. Aku membutuhkan uang untuk membelinya."

"Maaf, tetapi aku tidak mempunyai uang.. Tapi kamu bisa
memetik semua apelku dan menjualnya. Jadi, kamu
akan mempunyai uang."

Anak itu sangat senang. Dia mengambil semua apel dan pergi
dengan gembira.
Sang Pohon juga gembira.

Anak itu tidak pernah datang kembali setelah memetik
apel dari Sang Pohon. Dia sedih.

Suatu hari, anak yang sekarang sudah menjadi lelaki
dewasa kembali dan Sang Pohon sangat senang.
"Kemari dan bermainlah bersamaku" kata Sang Pohon

"Aku tidak mempunyai waktu untuk bermain. aku harus
bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah
untuk berlindung. Bisakah kau menolongku?"

"Maaf, tapi Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi, kamu
bisa memotong dahanku untuk membangun rumahmu."

Kemudian lelaki itu memotong semua dahan Sang Pohon
dan pergi dengan gembira

Sang pohon senang melihat dia gembira namun lelaki itu
tidak pernah datang kembali sejak itu.

Sang Pohon kesepian dan bersedih kembali.

Suatu hari di musim panas, lelaki tersebut kembali
dan Sang Pohon merasa senang.
"Kemari dan bermainlah bersamaku!" kata
Sang Pohon

"Aku sudah tua. Aku ingin pergi berlayar untuk bersantai.
Bisakah kamu memberikan aku perahu?"
kata lelaki itu

"Gunakan batangku untuk membuat perahum."
kata Sang Pohon
"Kamu bisa berlayar jauh dan merasa bahagia"

Maka lelaki itu memotong batang Sang Pohon untuk
membuat perahu. Dia pergi berlayar dan tidak pernah
terlihat untuk waktu yang lama.

Sang pohon merasa bahagia, tetapi itu tidak benar

Akhirnya lelaki tersebut kembali setelah bertahun-tahun.
"Maaf anakku, aku sudah tidak mempunyai apa-apa lagi.
Tidak ada apel untukmu..." kata Sang Pohon

Tidak Masalah, Aku tidak mempunyai gigi untuk
menggigit" jawab si lelaki

"Tidak ada batang untuk kamu panjat"

"Aku terlalu tua untuk itu sekarang" kata si lelaki

"Aku sudah tidak bisa memberimu apa-apa.. yang tersisa
hanyalah akarku yang sudah mati" kata
Sang Pohon sedih sambil meneteskan air mata

"Aku tidak membutuhkan banyak hal sekarang, hanya
perlu tempat untuk beristirahat. Aku lelah setelah
bertahun-tahun ini." Balas si lelaki itu

"Bagus! Akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk
bersandar dan istirahat. Kemarilah, duduk bersamaku
dan istirahat."

Lelaki itu duduk. Sang pohon tersenyum gembira sambil
meneteskan air mata.

Sesibuk apapun kamu, Luangkan waktu untuk Orang Tuamu


Pohon dalam cerita diatas diibaratkan sebagai Orang Tua yang tak segan-segan untuk memberikan apapun yang dimilikinya. Namun, sebagai anak kadang kita lupa akan jasa-jasa yang telah orang tua kita berikan. Padahal orang tua kita tidak mengharapkan balasan apapun dari kita, mereka hanya ingin anak-anaknya senang dan bisa terus bersamanya.

Semoga cerita ini bisa menginspirasi kita semua bahwa untuk menjadi anak yang berbakti, mulailah dari orang terdekat yaitu Orang Tua kita.




3 comments:

Tionghoa said...

Terima kasih telah mengunjungi Tionghoa.com ( www.tionghoa.com ) dan juga atas apresiasi yang diberikan kepada artikel dari Tionghoa.com.
Isi blog ini sangat bagus dan pastinya akan memberikan banyak manfaat, khususnya dalam hal penjabaran Ajaran Luhur dari Nabi Kong Zi.
Xie Xie

Me and Confucius said...

@tionghoa Terima kasih kembali. .

Desain Rumah Idaman said...

berkunjung kembali setelah sekian lama.. pertahankan ceritanya ya.. :)

Post a Comment