Wednesday, August 18, 2010

Zeng Zi


share on facebook
Font Re-Size
Zeng Zi ialah salah seorang murid Nabi Khongzi yang tergolong termuda, ia lebih muda 46 tahun dari Nabi. Zeng Zi-lah yang telah membukukan kitab Ta Sue (Ajaran Besar), Kitab yang pertama daripada Kitab Suci Yang Empat (Si Shu) yang berisi bimbingan pembinaan diri menempuh Jalan Suci (TOO), ia pulalah yang telah membukukan Kitab Bhakti (HAU KING) yang berisi percakapan antara Zeng Zi dengan Nabi Khongcu mengenai ajaran laku-bakti.Zeng

Zi pernah berkata, “Aku merasa lebih bahagia ketika aku masih menjadi pejabat rendahan dengan gaji sedikit karena saat itu orang-tuaku masih hidup dan dapat merawat mereka. Walaupun kemudian kedudukanku menjadi lebih baik, orang-tuaku telah meninggal-dunia dan karena itu aku tidak dapat lebih lanjut menyatakan cinta dan hormatku memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya.

Pada waktu Zeng Zi akan meninggal dunia, Zeng Zi memanggil murid-muridnya dan berkata, “Lihatlah tangan dan kakiku. Adakah yang luka ?”

“Tidak ada.” Jawab para murid

“Lewat orang tua kita mendapatkan hidup ini, maka kita berhutang budi kepada mereka dan karenanya kita harus merawat baik-baik tubuh ini. Aku gembira dapat melewati perjalanan hidup ini tanpa menderita hukuman yang menjadikan tubuh ini cacat. ”Setelah berkata demikian, Zeng Zi memejamkan mata dan tersenyum lembut, nampak citra kedamaian dan kepuasan di wajahnya. Baginya, badannya ialah seperti cawan suci (tempat sajian sembahyang) yang berisi dirinya, bukan penjara bagi jiwanya.

Sejenak kemudian, Zeng Zi membuka mata dan berkata,”Tetapi betapapun penting-nya menjaga dan merawat tubuh, lebih utama lagi ialah menjadi manusia yang bermoral luhur dan jujur-lurus. Laku yang demikian itu juga satu di antara jalan yang terbaik untuk menyatakan hormat kepada orang-tua kita.

Demikianlah, sekalipun sudah menjelang akhir hayatnya,Zeng Zi masih memikirkan orang-tuanya dan mengingatkan para muridnya.

Zeng Zi-lah yang menjadi pewaris dan penerus ajaran Ru Jioa (Agama Khonghucu) yang diemban sebagai missi suci Gurunya, Nabi Khongzi. Kepada Zeng Zi-lah nabi Khongcu mengajarkan Jalan Suci Yang Satu Yang Menembusi Semuanya (Iet Kwan Ci Too), yang dijabarkan Zeng Zi sebagai ajaran tentang satya dan Tepasarira atau TIONG SI.

Satya ialah patuh-taqwa menegakkan Firman Tuhan Yang Maha Esa (Tian Ming) yang menjadi Watak Sejati (SING) manusia; di dalamnya terkandung karunia: benih-benih Kebajikan, yang antara lain bersifat Cinta Kasih, Kesadaran menjunjung Kebenaran,Susila dan Kebijaksanaan (Ren, I, LEE, TI); Satya juga bermakna menjaga hati,merawat Watak Sejati agar bathin manusia di dalam Jalan Suci (TOO), hidup menggemilangkan Kebajikan yang menjadi kuasa dan kemuliaan Tian, dan mengamalkan sebaik-baiknya sebagai penggenapan.Satya itu vertikal menjalinkan manusia kepada Tian Khaliknya.

Kasih/Tepasarira merupakan pengalaman Satya kepada sesama manusia, sesama makhluk dan lingkungan hidup manusia. Kasih/Tepasarira di satu pihak tercermin dari ajaran, “Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain. Di lain pihak menuntut manusia, “Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lainpun maju. Menyayangi danmerasa bertanggung jawab terhadap kelestarian sesama makhluk dan lingkungan hidupnya. Demikianlah jalinan horizontalnya.



sumber : disini

0 comments:

Post a Comment