Friday, August 13, 2010

Yan Hui Murid Kongzi Terdekat


share on facebook
Font Re-Size
Oleh Makin Pak Kik Bio

Yan Hui berkata, “Murid ingin tidak menonjolkan kebaikan diri dan memamerkan jasa.”

DI DALAM kitab Shi Ji atau kitab Catatan Sejarah yang ditulis oleh Sima Qian yang hidup di jaman dinasti Han (145 sM) ditulis bahwa murid-murid Nabi Kongzi berjumlah lebih dari 3000 orang, dan diantara mereka ada 72 orang yang tergolong cerdas bijaksana. Mereka adalah cendikiawan-cendikiawan yang berkemampuan luar biasa. Diantara murid-murid tersebut yang paling terkemuka dan paling dekat dengan Nabi adalah Yan Hui atau Yan Yuan yang biasa disebut pula dengan Zi Yuan. Yan Hui adalah orang dari negeri Lu, berusia 30 tahun lebih muda dari Nabi dan menjadi murid saat usianya masih sangat muda.

Diceritakan ketika Nabi berada di puncak bukit Nong bersama murid-muridnya Yan Hui, Zi Lu dan Zi Gong, Nabi bertanya kepada mereka tentang cita-citanya.

Zi Lu mengungkapkan cita-citanya, “Misalkan ada sebuah daerah yang mempunyai seribu kereta perang dan terletak di antara dua negeri besar, dan kedua negeri itu saling menyerang sehingga di daerah itu timbul kekalutan dan kelaparan, Yu diberi kesempatan mengaturnya; dalam tiga tahun, kutanggung semua rakyatnya akan mempunyai keberanian. Bukan hanya itu, juga akan menjadi rakyat yang mengerti Kebenaran.” Nabi menanggapi dengan berkata, “Itu sungguh menunjukkan keberanianmu.” Berikutnya Zi Gong mengungkapkan cita-citanya, dan Nabi menilai, “Itu menunjukkan kefasihan dalam bicara.” Dan akhirnya Yan Hui berkata, “Murid berharap menemukan seorang raja yang bijak dan memiliki sifat-sifat kenabian. Kepada merekalah saya ingin membantu. Murid akan menebarkan ajaran Lima Kebajikan kepada rakyat dan membimbing mereka dengan Li Yue (Kesusilaan dan Musik) sehingga mereka tidak hanya mengutamakan membentengi kota dengan tembok dan parit tetapi menjadikan pedang dan tombaknya menjadi alat pertanian, mereka akan tanpa takut membawa hewan ternaknya ke daratan dan belantara. Tidak akan ada keluarga yang berantakan atau janda dan balu yang terlantar. Ribuan tahun tiada lagi musibah karena peperangan. You (Zi Lu) tidak mempunyai kesempatan untuk menunjukkan keberaniannya dan Si (Zi Gong) tidak dapat menunjukkan kefasihannya.” Nabi bersabda: Betapa tepuji Kebajikan semacam itu!”

Yan Hui berasal dari keluarga miskin, tetapi sangat rajin belajar, tidak sombong atau suka berbantah serta dapat diandalkan. Ia hidup di kampung yang buruk, hanya dengan sebakul nasi dan segayung air, tetapi kegembiraannya tidak berubah. Inilah yang mendapat pujian dari Nabi, “Sungguh bijaksana Hui.”

Kerajinannya akan belajar belum pernah tertandingi oleh murid-murid yang lain, dan kecerdasannya dalam berpikir mendapat pujian dari Nabi maupun murid-murid yang lainnya. Ketika Pangeran Ai bertanya, “Siapakah diantara murid-murid yang suka belajar?” Nabi menjawab, “Hui-lah benar-benar suka belajar, ia tidak memindahkan kemarahan kepada orang lain dan tidak pernah mengulangi kesalahan. Sayang takdir usianya pendek dan telah mati. Sekarang sudah tiada. Kini Aku belum melihat lagi yang benar-benar suka belajar.

Nabi bersabda, “Sepanjang hari Aku bercakap-cakap dengan Yan Hui; dalam percakapan ia tidak pernah membantah, seolah-olah seorang bodoh. Tetapi, setelah ia undur dari hadapanKu dan Kuselidiki peri laku dalam kehidupan pribadinya, ternyata ia dapat memenuhi ajaaranKu. Sesungguhnya Hui tidak bodoh.” Dengan Yan Hui lah Nabi sering berdiskusi mengenai Ketuhanan di dalam Ru Jiao.

Ketika Nabi bertanya kepada Zi Gong, “Engkau dengan Hui, siapakah kiranya lebih tangkas berpikir?” Zi Gong menjawab, “Bagaimana Si berani membandingkan diri dengan Hui? Hui bila mendengar satu dapat mengerti sepuluh, sedangkan Si bila mendengar satu dapat mengerti paling dua.” Nabi bersabda, “Memang tidak sebanding. Bahkan Aku denganmu tidak sebanding dengannya.”

Sayangnya, orang yang demikian bijaksana dan berbakat ini meninggal dunia pada usia muda, 32 tahun. Kematiannya sangat menggoncangkan hati nabi, beliau menangis dan meratap, “O, mengapa Tian mendukakanku? Mengapa Tian mendukakanku?”

Di altar yang terdapat dalam Kong Miao maupun Wen Miao yang terdapat di Tiongkok, Taiwan maupun Surabaya, Yan Hui telah diberikan tempat penghormatan sebagai orang pertama di antara Si Pei, atau empat tokoh yang mendampingi Nabi. Papan namanya diletakkan mendampingi papan nama Nabi bersama tiga tokoh yang lainnya.

0 comments:

Post a Comment